Semarang (ANTARA) - Aksi damai pengemudi mitra Gojek di depan kantor aplikator terkemuka tersebut dilaporkan disusupi provokator, yang menyebabkan suasana penyampaian aspirasi berlangsung tidak kondusif.
Kericuhan dipicu oleh pelemparan dan berujung pemukulan ketika massa Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (Oraski) yang berjumlah ratusan orang hendak meninggalkan lokasi.
Posisi massa mitra Gojek roda empat saat itu sulit karena akses keluar tertutup massa mitra roda dua yang mengatasnamakan diri Gerhana yang datang belakangan.
Massa Gerhana mencoba merangsek ke depan. Saat itulah provokator mengambil kesempatan sehingga sempat ada kericuhan, demikian siaran pers yang diterima dari Gojek di Semarang, Selasa.
Untuk mengendalikan situasi, polisi akhirnya mengamankan sejumlah orang yang diduga pemicu suasana tidak kondusif dalam aksi yang berlangsung di kawasan Pasaraya, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (5/8).
"Ada provokator, tadi kita amankan," ucap Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol. Indra Jafar sebagaimana dikutip siaran pers tersebut.
Pengamanan provokator, kata Indra, dilakukan karena massa sempat terpancing. Dari pengamatan di lokasi, sedikitnya tiga provokator diamankan dan salah satunya menggunakan atribut aplikator asal Malaysia, Grab.
Pria yang mengenakan atribut Grab itu sempat diamuk massa peserta aksi sebelum akhirnya berhasil diamankan.
"Seperti biasa, kita berikan waktu mereka menyampaikan aksi sampai jam 18:00 WIB,” kata Indra.
Pihak kepolisian sendiri mengerahkan sekitar 400 personel untuk mengamankan jalannya aksi.
Sampai sekitar pukul 12:30 WIB, jumlah peserta aksi mulai berkurang dan suasana kondusif karena Oraski yang sudah melakukan mediasi dengan manajemen Gojek membubarkan diri.
“Kami sudah bertemu dengan pihak Gojek, terjadi diskusi yang membangun. Pada intinya aspirasi kami didengarkan dan mereka akan mengundang koordinasi lanjutan tanpa ada pengerahan massa,” ujar Fahmi, Ketua DPP Oraski, di tempat yang sama. ***