Semarang (ANTARA) - Belum lama ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjanjikan kepada pelaku pariwisata akan mendapat kucuran dana hingga Rp1 miliar untuk setiap desa wisata, dengan mengacu pada ketentuan yang ada tentunya. Janji tersebut tentu menjadi angin segar bagi 229 desa wisata yang tersebar di 35 kabupaten/kota, hampir separuh dari target 500 desa wisata di Jawa Tengah. Kucuran dana tersebut diharapkan bisa menjadi stimulan agar desa wisata dapat terus berbenah dan mengenalkan potensi wisatanya sehingga dapat menjadi magnet bagi wisatawan.
Untuk dapat menjadi desa wisata yang memiliki nilai lebih, mensyaratkan konsep yang jelas dengan memerhatikan kualitas dan keamanan. Ini akan menjadikan desa wisata yang terkonsep, aman, dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung. Jika ini semua berjalan baik, tentu pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Selain itu, juga bisa menjadi lapangan kerja alternatif bagi warga tanpa harus keluar dari desa dan bisa menghasilkan nilai ekonomi yang tidak sedikit.
Salah satu contohnya adalah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sektor pariwisata menunjukkan tren kenaikan dan menjadi sumber pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar setelah sektor industri pengolahan. Sektor pariwisata dimotori mebel dan ukir yang mendorong PDRB sektor pariwisata mengalami kenaikan 2,6 persen selama periode 2017-2018. PDRB tahun 2017 tercatat sebesar 10,07 persen, kemudian tahun berikutnya naik menjadi 12,7 persen. Peningkatan tersebut diikuti dengan jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat yakni 1,7 juta wisatawan (2016), menjadi 2,2 juta wisatawan (2017), dan 2,6 juta wisatawan (2018).
Hal sama juga terjadi di Kota Semarang jumlah kunjungan wisatawan yang sebelumnya ditarget 5,7 juta, pada triwulan kedua 2019 sudah tercapai 3,8 juta, sehingga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat merevisi target wisatawan menjadi 7,2 juta hingga akhir 2019. Revisi target wisatawan tersebut diperkirakan tercapai karena banyaknya kegiatan di Kota Semarang dan sifatnya tidak hanya nasional tetapi juga internasional.
Salah satu kegiatan yang bertaraf internasional tersebut yakni ASEAN School Games (ASG) Ke-11 tahun 2019. ASG mempertandingkan sembilan cabang olahraga (olahraga atletik, bola basket, tenis meja, bola voli, tenis lapangan, sepak takraw, renang, bulu tangkis, dan pencak silat) yang diikuti 200 orang delegasi dari negara ASEAN (10 negara termasuk Indonesia).
Jika melihat potensi yang ada tersebut, tentu sektor pariwisata bisa menjadi lokomotif baru perekonomian bagi Indonesia secara umum dan Jawa Tengah serta pemerintah kabupaten/kota secara lingkup lebih kecil lagi. Sektor pariwisata ditarget dapat menjadi lokomotif yang menarik gerbong-gerbong sektor unggulan lain, sehingga mampu tumbuh bersama.