Kredit Melawan Rentenir diluncurkan di Purbalingga
Purbalingga (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, meluncurkan kredit Mawar (Melawan Rentenir) sebagai upaya melindungi masyarakat khususnya pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) dari jeratan rentenir, kata Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi.
"Kami bekerja sama dengan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), BPR Artha Perwira. Tahun ini, kami melakukan penyertaan modal khusus untuk kredit Mawar ini Rp1 miliar," katanya di Purbalingga, Rabu.
Bupati mengatakan hal itu kepada wartawan usai Pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Purbalingga dan Peluncuran Kredit Mawar di Pendopo Dipokusumo Purbalingga.
Menurut dia, pihaknya akan melihat perkembangan kredit Mawar dalam beberapa bulan ke depan.
"Artinya ketika nanti progresnya memang baik, kemudian NPL-nya (Non Performing Loan) memang zero (tidak ada kredit bermasalah, red.), nanti penyertaan modalnya akan kami tambah ke BPR Artha Perwira dalam rangka pengembangan kredit Mawar itu," katanya.
Dia mengatakan kredit Mawar yang merupakan singkatan dari Melawan Rentenir itu menjadi salah satu program unggulan dari TPAKD Kabupaten Purbalingga.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya berusaha melindungi masyarakat khususnya pelaku UMKM dari kredit berbunga tinggi yang ditawarkan oleh rentenir.
"Ini untuk melindungi agar masyarakat di bawah khususnya pelaku UMKM ini bisa mendapatkan akses permodalan dengan suku bunga semurah mungkin," katanya.
Menurut dia, kredit Mawar memberikan pinjaman berkisar Rp500 ribu hingga Rp2,5 juta tanpa bunga (bunga nol persen, red.).
Ia mengatakan jika angsurannya berjalan baik tanpa adanya kredit macet, peminjam kredit Mawar akan difasilitasi untuk mendapatkan pinjaman yang lebih besar hingga Rp15 juta pada tahun berikutnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, dan Kemitraan Pemerintah Daerah Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Dedy Patria memberikan apresiasi atas peluncuran kredit Mawar oleh Pemkab Purbalingga.
"Kredit ini sudah sejalan dengan program TPAKD Nasional. Salah satu program TPAKD Nasional adalah melawan rentenir," katanya didampingi Kepala Kantor OJK Purwokerto Sumarlan.
Ia mengatakan ada dua isu yang berkaitan dengan rentenir, yakni bunganya tinggi dan layanannya cepat karena tanpa membutuhkan bermacam analisis.
Bahkan, kata dia, rentenir kadang sudah siap memberikan pinjaman kepada pedagang sejak dini hari.
"Sekarang kita bisa melawan yang satu, (dengan memberikan) bunga nol persen, kita sudah menang, tinggal satu lagi, pelayanan. Bisa apa enggak, BPR yang menyalurkan ini (kredit Mawar, red.) menandingi pelayanan rentenir," katanya.
Ia mengaku sudah menyampaikan pesan kepada Plt. Bupati Purbalingga agar BPR Artha Perwira yang melayani kredit Mawar dapat menandingi kecepatan layanan yang diberikan oleh rentenir.
Dalam hal ini, kata dia, sumber daya manusia BPR Artha Perwira harus melakukan terobosan di antaranya dengan mempercepat cara kerja dan menambah jam kerja namun harus tetap dengan kehati-hatian.
"Kami bekerja sama dengan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), BPR Artha Perwira. Tahun ini, kami melakukan penyertaan modal khusus untuk kredit Mawar ini Rp1 miliar," katanya di Purbalingga, Rabu.
Bupati mengatakan hal itu kepada wartawan usai Pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Purbalingga dan Peluncuran Kredit Mawar di Pendopo Dipokusumo Purbalingga.
Menurut dia, pihaknya akan melihat perkembangan kredit Mawar dalam beberapa bulan ke depan.
"Artinya ketika nanti progresnya memang baik, kemudian NPL-nya (Non Performing Loan) memang zero (tidak ada kredit bermasalah, red.), nanti penyertaan modalnya akan kami tambah ke BPR Artha Perwira dalam rangka pengembangan kredit Mawar itu," katanya.
Dia mengatakan kredit Mawar yang merupakan singkatan dari Melawan Rentenir itu menjadi salah satu program unggulan dari TPAKD Kabupaten Purbalingga.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya berusaha melindungi masyarakat khususnya pelaku UMKM dari kredit berbunga tinggi yang ditawarkan oleh rentenir.
"Ini untuk melindungi agar masyarakat di bawah khususnya pelaku UMKM ini bisa mendapatkan akses permodalan dengan suku bunga semurah mungkin," katanya.
Menurut dia, kredit Mawar memberikan pinjaman berkisar Rp500 ribu hingga Rp2,5 juta tanpa bunga (bunga nol persen, red.).
Ia mengatakan jika angsurannya berjalan baik tanpa adanya kredit macet, peminjam kredit Mawar akan difasilitasi untuk mendapatkan pinjaman yang lebih besar hingga Rp15 juta pada tahun berikutnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, dan Kemitraan Pemerintah Daerah Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Dedy Patria memberikan apresiasi atas peluncuran kredit Mawar oleh Pemkab Purbalingga.
"Kredit ini sudah sejalan dengan program TPAKD Nasional. Salah satu program TPAKD Nasional adalah melawan rentenir," katanya didampingi Kepala Kantor OJK Purwokerto Sumarlan.
Ia mengatakan ada dua isu yang berkaitan dengan rentenir, yakni bunganya tinggi dan layanannya cepat karena tanpa membutuhkan bermacam analisis.
Bahkan, kata dia, rentenir kadang sudah siap memberikan pinjaman kepada pedagang sejak dini hari.
"Sekarang kita bisa melawan yang satu, (dengan memberikan) bunga nol persen, kita sudah menang, tinggal satu lagi, pelayanan. Bisa apa enggak, BPR yang menyalurkan ini (kredit Mawar, red.) menandingi pelayanan rentenir," katanya.
Ia mengaku sudah menyampaikan pesan kepada Plt. Bupati Purbalingga agar BPR Artha Perwira yang melayani kredit Mawar dapat menandingi kecepatan layanan yang diberikan oleh rentenir.
Dalam hal ini, kata dia, sumber daya manusia BPR Artha Perwira harus melakukan terobosan di antaranya dengan mempercepat cara kerja dan menambah jam kerja namun harus tetap dengan kehati-hatian.