Jepara (Antaranews Jateng) - Akses jalan utama masyarakat Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, hingga kini belum bisa dilalui mobil menyusul masih adanya batu berukuran besar yang berada di badan jalan dan belum bisa dievakuasi.
"Hingga kini, batu berukuran besar yang melintang di jalan sebagai akses utama warga Desa Tempur memang belum bisa dievakuasi," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Arwin Nor Isdiyanto di Jepara, Kamis.
Untuk material longsor berupa tanah dan batu berukuran kecil, katanya, sudah berhasil dievakuasi sehingga kendaraan roda dua sudah bisa melintas sejak Rabu (23/1) siang setelah tanah longsor terjadi pukul 01.00 WIB.
Akan tetapi, lanjut dia, khusus roda empat atau lebih belum bisa melintas, sedangkan alat berat yang didatangkan tidak mampu menyingkirkan batu berukuran besar tersebut.
"Kalaupun harus mendatangkan alat berat berukuran besar, tidak memungkinkan karena akses jalannya yang terlalu sempit," ujarnya.
Menurut dia untuk menyingkirkan batu berukuran besar tersebut harus didatangkan alat pemecah batu sejenis jack hammer atau hand drill, mengingat alat berat yang didatangkan ke lokasi belum mampu menyingkirkan batu tersebut.
Untuk memecah batu tersebut, lanjut dia, bisa dilakukan dengan cara manual dengan membakar menggunakan ban bekas, kemudian dibelah dengan godam.
Ia mengungkapkan lokasi tanah longsor berada pada dataran sempit yang merupakan lembah anak Sungai Gelis, sedangkan bagian kiri dan kanan diapit jurang curam dengan kelerangan lebih dari 40 derajat.
Untuk itu, kata dia, jangka panjang perlu ada upaya pemotongan tebing menjadi lebih landai dan membangun talud yang dilengkapi ram kawat dan dipasak ke tebing agar tebing tidak mudah longsor.
Selain itu, perlu ditanami tanaman penghalang agar luncuran batuan bisa tertahan.
"Masyarakat juga perlu diberikan sosialisasi mitigasi bencana gerakan tanah," ujarnya.
Potensi longsor susulan, katanya, masih bisa terjadi mengingat di bagian atas tebing masih ada retakan tanah dan sisa-sisa material berupa batu-batu besar yang menggantung.
Kepala Desa Tempur Sutoyo mengungkapkan lokasi tanah longsor tersebut berada di ruas jalan kabupaten yang merupakan jalur utama warga dari Desa Tempur menuju Dukuh Duplak.
Ketinggian tebing yang mengalami longsor sekitar 12 meter dengan lebar tebing sekitar 9 meter.
Pada hari yang sama, di Desa Tempur juga terjadi bencana serupa di Dukuh Kemiren pada pukul 12.40 WIB dan dua rumah warga desa setempat terdampak karena material longsor masuk rumah.
Akibat peristiwa tersebut, lima keluarga dengan jumlah 20 jiwa diungsikan ke rumah tetangga yang lebih aman, meskipun material tanah longsor tidak sampai masuk rumah mereka.
Berita Terkait
Tambang legal baru cukupi 20 persen kebutuhan material PSN di Jateng
Rabu, 20 September 2023 14:13 Wib
Dua pekerja tewas tertimpa material galian C di Grobogan
Rabu, 7 Juni 2023 21:48 Wib
Waspadai luncuran material vulkanik Karangetang saat hujan
Selasa, 16 Mei 2023 9:38 Wib
Pengamat: Kegiatan penelitian harus ikuti perjanjian alih material
Sabtu, 25 Maret 2023 13:11 Wib
UI kembangkan material baterai kendaraan listrik berbahan ampas kopi
Kamis, 4 November 2021 8:03 Wib
Pascalongsor, jalur Magelang-Boyolali via Sawangan normal kembali
Rabu, 13 Januari 2021 19:25 Wib
Merapi keluarkan guguran material sejauh 200 meter
Selasa, 8 Desember 2020 14:24 Wib
Bos toko material meninggal ketika mengejar maling
Rabu, 17 Juni 2020 7:41 Wib