Semarang (Antaranews Jateng) - Dosen Komunikasi Politik Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang Suryanto berharap partai politik sebagai mediator antara rakyat dan pemerintah, apalagi konstitusi telah memberi peran signifikan kepada parpol.
"Partai politik diberi peran signifikan konstitusi karena posisinya yang sentral dalam membentuk parlemen dan pemerintahan yang sesuai dengan kehendak suara rakyat," kata Suryanto, S.Sos., M.Si. di Semarang, Jateng, Kamis pagi.
Peran signifikan berupa kewenangan strategis itu, lanjut dia, menjadi semacam harapan besar parpol akan bergerak mengubah dirinya menjadi partai reformis yang benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat.
Akan tetapi, kata Suryanto, peran ideal parpol sebagai mediator aspirasi warga negara dan pemerintah menjadi senjang dengan realitas empiris politik Indonesia.
Ia menilai parpol hanya menjadi kendaraan politik sekelompok elite dan menjadi alat sebagian orang yang beruntung memperkursi kekuasaan untuk memperjuangkan kepentingan personal dan kelompoknya.
Menjawab pertanyaan sejauh mana parpol memenuhi asa rakyat Indonesia sejak reformasi pada tahun 1998 hingga sekarang, Suryanto mengatakan ada harapan bahwa reformasi berorientasi pada penciptaan masyarakat madani, yaitu suatu masyarakat terbuka, demokratis, dan transparan.
Namun, dalam perjalanannya, masih terdapat perkembangan yang tidak seusai dengan harapan. Hal ini menjadi kendala dalam perwujudan konsolidasi demokrasi.
Situasi ini muncul, lanjut Suryanto, karena dalam transisi terdapat proses politik yang kompleks melibatkan berbagai kelompok dan aktor yang bersaing untuk memperdan mempertahankan kekuasaan, baik ekonomi maupun politik.
Kendati demikian, katanya lagi, reformasi demokratisasi telah membawa banyak kemajuan dalam mewujudkan konsolidasi demokrasi, salah satunya adalah kemajuan signifikan dalam hal kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berserikat, serta hak-hak sipil dan politik.
"Reformasi sukses menghadirkan kegembiraan demokrasi. Demokratisasi menyeruak, semua anak bangsa menikmati suasana kegembiraan berdemokrasi," ujarnya.
Berita Terkait
Akademisi: Hasil survei "memaksa" kontestan Pilpres 2019 bekerja keras
Rabu, 27 Maret 2019 9:22 Wib
Telaah - Pencitraan dan kehadiran pemilih di TPS
Selasa, 12 Maret 2019 10:05 Wib
Akademisi: Masyarakat saatnya pegang kontrol kekuasaan
Senin, 11 Maret 2019 9:04 Wib
Dosen STIKOM: Paslon seyogianya tawarkan solusi dalam Debat Pilpres 2019
Sabtu, 26 Januari 2019 7:25 Wib
Kampanye hitam dan partisipasi Pemilu 2019
Minggu, 13 Januari 2019 15:20 Wib
Dosen STIKOM: Peserta Pilpres 2019 kedepankan perdebatan gagasan
Minggu, 13 Januari 2019 8:50 Wib
Dosen STIKOM: Politik saling menjatuhkan turunkan tingkat partisipasi masyarakat
Sabtu, 12 Januari 2019 11:36 Wib
Refleksi tahun politik 2019
Kamis, 3 Januari 2019 13:36 Wib