Temanggung (Antaranews Jateng) - Petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mendapat pelatihan pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi secara terpadu melalui kegiatan penerapan pengendalian hama terpadu (PPHT) kopi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung Masrik Amin Zuhdi di Temanggung, Kamis, mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya mendukung peningkatan produksi kopi di Kabupaten Temanggung.
Kegiatan ini melibatkan empat kelompok tani di Kabupaten Temanggung dengan luasan kegiatan 100 hektare tanaman kopi atau masing-masing kelompok tani seluas 25 hektare.
Kelompok tani tersebut, yakni Ngudi Luhur dan Ngudi Mulyo Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, kelompok tani Sejahtera dan Sido Makmur Desa Ketitang, Kecamatan Jumo.
Dalam kegiatan ini kelompok tani juga mendapat bantuan antara lain bahan dan pembuatan agensia pengendali hayati (APH) berupa 1 set alat untuk 100 kilogram/liter), bahan pembuatan pupuk bokashi (dedak, pupuk kandang, molase dan EM4).
Ia menuturkan selama ini masih banyak petani dan masyarakat yang mengartikan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sama dengan penggunaan pestisida kimia.
Padahal penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dapat menimbulkan resistensi, resurjensi dan ledakan hama sekunder, pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Beberapa jenis hama dan penyakit utama tanaman kopi antara lain adalah penggerek buah kopi, kutu-kutuan, penggerek batang, penggerek cabang, nematoda luka akar, dan busuk buah.
Upaya pengendalian hama dan penyakit tersebut adalah dengan melakukan budi daya tanaman sehat, pemasangan atraktan, penggunaan pestisida nabati, dan pemanfaatan APH berupa jamur beauveria bassiana.
Pada kegiatan PPHT petani dikenalkan dengan empat prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yakni budi daya tanaman sehat, pelestarian dan pemanfaatan musuh alami, pengamatan rutin/berkala, dan petani menjadi ahli PHT atau petani menjadi manajer di kebunnya sendiri.
PHT ini sejalan dengan konsep pertanian ramah lingkungan, karena dalam pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit, petani diminta menggunakan pestisida nabati, agen pengendali hayati, pemanfaatan musuh alami, dan pupuk organik.
Pelestarian dan pemanfaatan musuh alami adalah perlakuan memasukkan jenis musuh alami, memperbanyak musuh alami, dan melestarikan musuh alami di kebun. Untuk melestarikan musuh alami, pengendalian OPT dilakukan secara mekanik, penggunaan musuh alami, dan penggunaan pestisida secara bijaksana.
Kegiatan ini bertujuan membantu/mendorong petani untuk menerapkan PHT di kebunnya sehingga dapat dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan. Memberdayakan petani untuk memperbanyak bahan pengendali OPT secara mandiri.
Berita Terkait
Tikus serang 254 hektare padi di 3 kecamatan Kabupaten Boyolali
Rabu, 28 Februari 2024 15:59 Wib
Cabai membusuk akibat terserang hama
Kamis, 22 Februari 2024 16:40 Wib
Pemkab Batang ingatkan petani jaga pola tanam padi cegah serangan hama
Selasa, 9 Januari 2024 17:59 Wib
Lahan pertanian di Klaten manfaatkan burung hantu tanggulangi hama tikus
Rabu, 13 Desember 2023 20:32 Wib
Petani di Klaten kendalikan hama tikus di areal persawahan
Kamis, 28 September 2023 12:49 Wib
Hama wereng masih jadi PR bagi petani di Kabupaten Klaten
Senin, 25 September 2023 21:55 Wib
Peneliti dari UMP ubah hama ulat jadi bahan bernilai ekonomi tinggi
Kamis, 6 Oktober 2022 17:42 Wib
Pengendali hama padi berbasis drone karya tiga mahasiswa Unsoed
Jumat, 9 September 2022 18:36 Wib