Cilacap (Antaranews Jateng) - Kondisi cuaca di wilayah Jawa Tengah dipengaruhi oleh pertemuan atau pumpun angin, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo.
"Saat ini kalau kita lihat ada pumpun atau pertemuan angin mulai dari barat daya Sumatera, sekitar Jawa, selatan Kalimantan, selatan Sulawesi, dan Papua," katanya di Cilacap, Selasa.
Selain itu, kata dia, di wilayah utara ekuator juga sudah mulai muncul badai tropis, salah satunya siklon tropis Jelawat di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina serta daerah tekanan rendah di utara Australia yang kekuatannya 999 milibar.
Ia mengatakan interaksi tiga gangguan tropis tersebut mengakibatkan terjadinya hujan sejak dua hari terakhir.
Akan tetapi dari tiga gangguan tropis itu, lanjut dia, pumpun angin paling memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Jateng.
"Kondisi cuaca yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang itu diprakirakan masih akan berlangsung dalam tiga hingga tujuh hari ke depan. Meskipun intensitasnya ringan hingga sedang, hujan yang terjadi berlangsung lama sehingga jika diakumulasikan dalam satu hari bisa masuk kategori lebat," jelasnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan longsor maupun banjir agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan keberadaan pumpun angin di sekitar Jawa juga berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng maupun Samudra Hindia selatan Jateng.
Dalam hal ini, tinggi gelombang maksimum di perairan selatan Jateng diprakirakan mencapai 2,5 meter sedangkan di Samudra Hindia selatan Jateng mencapai 4 meter.
"Kami telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi. Kami imbau nelayan tradisional yang melaut menggunakan kapal berukuran kecil agar berhati-hati dan waspada terhadap gelombang tinggi, demikian pula dengan wisatawan di pantai yang terhubung dengan laut lepas agar tidak berenang atau mandi karena sewaktu-waktu dapat terjadi gelombang tinggi," katanya.
Berita Terkait
Dinkes Boyolali imbau masyarakat terapkan PHBS cegah polio
Rabu, 31 Januari 2024 15:32 Wib
Pemkab Batang ingatkan petani jaga pola tanam padi cegah serangan hama
Selasa, 9 Januari 2024 17:59 Wib
Pemkot Pekalongan sempurnakan pola mendidik siswa
Kamis, 23 November 2023 16:08 Wib
Yuk cegah kanker payudara dengan pola hidup sehat
Minggu, 29 Oktober 2023 19:31 Wib
Wamenkumham terkesan dengan pola pembinaan LPKA Kutoarjo
Sabtu, 21 Oktober 2023 19:28 Wib
Pemkab Kudus berupaya penuhi target 14 persen kasus stunting
Senin, 9 Oktober 2023 15:36 Wib
Pahami Matematika dengan kepekaan bilangan
Minggu, 1 Oktober 2023 17:34 Wib
Gubernur Jateng apresiasi pola pembinaan di lapas dan rutan
Kamis, 17 Agustus 2023 21:46 Wib