Frankfurt, Jerman, ANTARA JATENG - Dua per tiga komputer yang pekan lalu diserang virus ransomware dinyawai oleh sistem operasi Windows 7 buatan Microsoft yang sistem keamanannya tak pernah diperbarui atau di-update, simpul sebuah survei BitSight untuk Reuters.
Para peneliti yang berjuang keras mencari jejak-jejal awal WannaCry yang tetap menjadi ancaman aktif di China dan Russia, meyakini bahwa mengidentifikasi "patient zero" bisa membantu menangkap para kriminal pencipta virus ini.
Mereka beruntung bisa membedah celah yang membatasi penyebaran virus komputer ini.
Para pakar keamanan siber memperingatkan bahwa mengingat komputer-komputer dengan lebih dari 300.000 alamat internet terserang ransomware ini, maka serangan lebih jauh yang memastikan kelemahan WannaCry akan menimpa pengguna komputer dalam jumlah lebih banyak lagi, disertai akibat yang lebih dahsyat dari sekarang.
"Beberapa organisasi tidak abai pada risiko ini, beberapa tidak ingin menghadapi risiko proses bisnis pentingnya terhenti, kadang-kadang perusahaan-perusahan ini berkaryawan sedikit," kata Ziv Mador, wakil presiden riset keamanan siber Trustwave dari SpiderLabs Israel.
"Ada banyak alasan orang menunggu normal kembali dan ini tidak baik," kata Mador, mantan peneliti keamanan siber untuk Microsoft.
Kapasitas program jahat WannaCry dalam menginfeksi komputer lain dalam jaringan yang sama tanpa intervensi manusia ini terlihat bersambungan dengan Windows 7, kata Paul Pratley, kepala investigasi perusahan MWR InfoSecurity, Inggris.
Data dari BitSight meliputi 160.000 komputer terkoneksi internet yang terkena WannaCry, menunjukkan bahwa 67 persen akun-akun Windows 7 terinfeksi, kendati ini hanya kurang dari separuh jumlah pengguna PC Windows.
Ternyata komputer-komputer bersistem operasi Windows XP tak bisa menyebarkan infeksi virus itu dan perannya kecil saja dalam penyebaran serangan siber global itu.
Pada tes laboratorium, para peneliti MWR dan Kyptos mengaku menemukan Windows XP ambruk sebelum WannaCry menyebar.
15 persen yang terserang adalah komputer-komputer bersistem operasi Windows 10, sedangkan prosentase sisanya untuk komputer-komputer bersistem operasi Windows 8.1, 8, XP dan Vista, demikian survei BitSight seperti dikutip Reuters.