Jakarta, Antara Jateng - Indonesia akan mengadakan pertemuan internasional dalam upaya mengatasi masalah terorisme pada 10 Agustus 2016 di Bali, seperti dilansir pada situs resmi Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Selasa.
Pertemuan tersebut bernama Pertemuan Internasional tentang Kontra-Terorisme: Gerakan Melawan Terorisme Lintas Batas.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, sebagai penanggungjawab akan menyelenggarakan pertemuan itu bersamaan dengan pertemuan kedua KTT Pendanaan Kontra Terorisme, yang diadakan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) dan PPATK Australia (AUSTRAC).
KTT Pendanaan Kontra Terorisme itu juga akan digelar di Bali pada 8-11 Agustus 2016 di lokasi yang sama.
Kedua pertemuan tentang kontra-terorisme untuk memperkuat jaringan kerja sama internasional dalam mengatasi ancaman pergerakan lintas batas terorisme, yang meliputi aktor, informasi, dan aliran dana.
Pertemuan tersebut juga akan fokus membahas kemunculan fenomena baru, pejuang terorisme asing, serta penyalahgunaan informasi teknologi dalam menyebarkan paham ekstrim dan radikal.
Menurut pemerintah, dalam beberapa tahun terakhir, masalah terorisme menjadi perhatian bersama komunitas internasional, termasuk Indonesia. Masalah terorisme terus memberikan ancaman serius, tidak hanya bagi perdamaian dan keamanan internasional, tetapi juga pada pembangunan sosial ekonomi.
Terorisme kejahatan luar biasa yang telah menyebabkan kerugian besar dan memakan banyak korban jiwa, namun tidak ada satu negarapun yang kebal terhadap terorisme.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia memandang bahwa semua negara dan organisasi internasional perlu meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah terorisme.
Melalui pertemuan kontra-terorisme yang akan diadakan di Bali itu, negara peserta akan membahas upaya untuk meningkatkan kemampuan bersama dalam mencegah terorisme, khususnya dalam mengatasi pergerakan teroris yang tidak terkendali.
Kegiatan dalam pertemuan kontra-terorisme itu meliputi pertukaran pandangan dan berbagi informasi intelijen, pembelajaran bersama, dan juga contoh praktik terbaik dalam menangani terorisme, termasuk soal informasi pendanaan terorisme, penyelundupan senjata, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.