Pemindahan lokomotif uap kuno dari TMII Jakarta ke Solo ini untuk mendampingi lokomotif serupa Jaladara yang sekarang dioperasikan sebagai kereta pariwisata, kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pemkot Surakarta Yosca Herman Sudrajad di Solo, Jumat.
Ia mengatakan pengiriman lokomotif kuno pendamping Jaladara dari Jakarta ke Solo terhambat proses lelang. Para peserta tender rata-rata mundur lantaran tidak berani menanggung risiko atas kerusakan lokomotif tersebut saat pengiriman.
"Saat lelang diselenggarakan, tidak ada peserta yang berani mengangkut lokomotif tersebut. Mungkin karena lokomotif ini termasuk cagar budaya, sehingga potensi kerusakannya tinggi," katanya.
Ia mengatakan Pemkot Surakarta telah menyiapkan anggaran sekitar Rp750 juta guna memboyong lokomotif kuno kereta api (KA) uap itu dari TMII Jakarta ke Solo, pengiriman itu tergolong besar untuk proyek sejenis.
Herman mengatakan bahwa pihaknya sudah menyodorkan dua alternatif pengiriman lokomotif. Yakni menggunakan KA barang atau jasa ekspedisi melalui jalur darat. "Tapi tetap saja tidak ada biro (rekanan-Red) yang berani."
Ia mengatakan pemkot kini tengah berkoordinasi intensif dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) guna merealisasikan pengiriman lokomotif tersebut.
"Mungkin kami akan memilih perusahaan ekspedisi yang sudah bekerja sama dengan PT KAI sebelumnya, untuk mengangkut lokomotif itu dari TMII Jakarta ke Stasiun Solo Purwosari. Dengan demikian, lokomotif bisa segera diperbaiki dan dioperasionalkan," katanya.
Ia mengatakan memboyong lokomotif kuno tersebut mencuat sejak tahun lalu. Lokomotif itu bakal difungsikan sebagai cadangan Jaladara dalam mengangkut wisatawan, manakala Jaladara rusak.
Dikatkan sudah lebih dari sebulan terakhir Jaladara berhenti beroperasi, lantaran ketel uap miliknya rusak. PT KAI selaku pemilik Jaladara belum bisa memastikan, kapan perbaikan lokomotif buatan 1928 itu bisa selesai.