"Untuk besaran NPL masih di bawah lima persen, faktor yang menyebabkan tingginya NPL ini salah satunya karena persaingan usaha yang semakin ketat," ujarnya di Semarang, Rabu.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah BPR yang selama ini banyak memberikan fasilitas kredit kepada usaha kecil mulai tergeser oleh bank umum yang juga mengucurkan kredit kepada segmen sama.
"Usaha kecil yang memperoleh pembiayaan semakin banyak sedangkan lembaga yang menyalurkan kredit juga semakin banyak, ini membuat persaingan semakin ketat," ujarnya.
Untuk mengatasi kenaikan NPL tersebut sejak bulan lalu OJK secara rutin memeriksa dan juga memberikan pengarahan langsung kepada BPR.
"Teman-teman secara terjadwal memberikan bimbingan langsung kepada BPR salah satunya harus melakukan penagihan kredit lebih baik," ujarnya.
Dalam jangka panjang pihaknya merencanakan analisis kredit, namun langkah ini menjadi dilematis karena jika diperketat maka pertumbuhan kredit akan lambat.