Seorang di antaranya, Samsul (35), dilaporkan tewas pada Minggu (16/11) pagi, sementara tiga rekannya, Indro alias Ateng, Jumprit, dan Supriyanto menyusul sehari kemudian.

Belum ada keterangan resmi terkait hasil otopsi Samsul maupun rekap medik Indro Ateng dari pihak RSUD dr Iskak.

Namun menurut kepolisian, keempat korban diyakini meninggal dunia karena menenggak minuman keras dengan kadar alkohol tinggi, sehingga merusak fungsi organ dalam seperti lambung, ginjal, jantung serta jaringan metabolisme tubuh lainnya.

"Salah satu korban (Indro alias Ateng) meninggal di rumah sakit setelah sempat dirawat di ICU, sementara dua rekannya yang lain, Jumprit dan Supriyanto meninggal di rumah masing-masing," terang Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Lahuri.

Atas serangkaian peristiwa tersebut, Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tulungagung saat ini terus menginvestigasi mendalam untuk mengetahui penyebab kematian keempat pria tersebut.

Fokus penyelidikan dikonsentrasikan kepada penjual warung kopi "I Love You Full" di Kelurahan Kampungdalem, Santoso, barang bukti botol wadah minuman keras, sampel cairan arak yang ditenggak para korban, serta hasil otopsi dokter.

Pengakuan penjaga warung, lanjut lahuri, pesta minuman keras itu melibatkan enam pemuda (termasuk keempat korban) yang mereka lakukan dua kali, yakni Jumat (15/11) siang dan malam harinya.

Mereka minum minuman keras jenis arak atau ciu yang diduga dioplos dengan bahan lain untuk meningkatkan efek mabuk.

"Saksi (penjaga warung) mengaku sempat bertemu dengan korban Samsul saat bekerja sebagai sales dalam keadaan sadar mengendarai sepeda motor. Namun sesampainya di depan rumah Ateng, korban ini muntah cairan bening sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia," papar Lahuri.

Polisi saat ini melacak asal-usul minuman keras jenis "black label" yang diduga berkadar alkohol tinggi tersebut, serta bahan oplosan yang digunakan para pelaku.

Penjualan minuman keras oplosan memang marak di Tulungagung. Konsumsi minuman memabukkan untuk penggemar alkohol kelas ekonomi ini disinyalir paling tinggi dibanding penjualan minuman keras bermerek dan terdaftar di kantor pajak negara.

Selain ekonomis, minuman keras jenis ini banyak digemari karena mudah dioplos dengan berbagai bahan dan obat-obatan tertentu guna meningkatkan efek mabuk pada orang yang mengkonsumsinya.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024