Perempuan itu bersama tiga anaknya didampingi sejumlah pastor, membantu Direktur Rumah Sakit Lestari Raharja Kota Magelang, Dokter Benyamin, melepas satu per satu berbagai alat medis yang terpasang di tubuh Yusuf. Jarum jam di dinding ruangan menunjuk pukul 21.45 WIB.
Tirai kaca yang mengelilingi ruang perawatan intensif itu telah ditutup oleh petugas rumah sakit, beberapa menit sebelum keputusan pencopotan alat-alat medis dari tubuh lelaki itu.
Puluhan orang yang berkumpul di luar ruangan, tampak terdiam dan berduka, beberapa lainnya tak kuasa menahan air mata.
Dari luar pintu kaca ruangan, tampak wajah perempuan dan tiga anaknya tersebut terkesan tegar dan ikhlas melepas kepergian Yusuf Kusuma pada usia 52 tahun.
Dokter Benyamin kemudian secara resmi menyatakan tentang kematian lelaki bersosok sederhana yang warga Kampung Kejuron, Kelurahan Cacaban, Kota Magelang itu.
Selama tiga hari terakhir, Yusuf bergulat menghadapi masa kritis, akibat kecelakaan lalu lintas di persimpangan jalan, dekat rumahnya, Sabtu (14/9) malam.
Yusuf selama ini menjadi pegiat gereja Katolik setempat dengan jabatan terakhir Koordinator Komisi Komunikasi Sosial Kevikepan Kedu. Dia juga penggemar fotografi sejak sekolah dasar, dengan belajar dari ayahnya yang kala itu berdinas sebagai juru foto di salah satu instansi militer di kota setempat.
Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang Condro Bawono (Mbilung Sarawita) menyebut Yusuf sebagai pegiat lintas komunitas, terutama di Kota dan Kabupaten Magelang.
"Mas Yusuf, fotografer senior di Magelang Raya ini, salah satu tokoh lintas komunitas yang bergaul luas dengan tutur kata cerdas dan lembut. Tidak pernah jumawa memamerkan kemampuannya. Guru fotografi yang saat mengajar tidak terkesan menggurui. Lebih membangkitkan semangat para murid bahwa fotografi itu menyenangkan ketimbang sulit," katanya.
Jejaring sosial "facebook" sejak Selasa (17/9) sore telah ramai ucapan duka atas kabar kepergian Yusuf Kusuma karena sempat simpang siur. Di telepon seluler wartawan Antara juga masuk beberapa pesan singkat, mengonfirmasi kabar itu.
Akibat kecelakaan, Yusuf yang kritis dirujuk ke RS Panti Rapih Yogyakarta dan secara maksimal dirawat di ruang perawatan intensif.
Saat bersepeda motor melewati persimpangan Jalan Diponegoro-Jalan Sutopo Kota Magelang, dia bertabrakan dengan pengendara lain berusia 18 tahun yang kabarnya tidak mengenakan helm dan tidak memiliki surat izin mengemudi.
"Sejak tadi siang (17/9) sekitar pukul 10.00-13.00 WIB, dokter mengatakan bahwa pupil telah membuka penuh, tetapi jantung masih berdetak karena bantuan alat medis," kata pemilik RS Lestari Raharja yang juga anggota DPRD Kota Magelang Eddy Sutrisno.
Benyamin juga menjelaskan bahwa Yusuf telah mendapat perawatan medis secara maksimal baik selama di RS Panti Rapih Yogyakarta maupun RS Lestari Raharja Kota Magelang.
"Akibat kecelakaan itu, kondisi otaknya luka serius, darah keluar melalui hidung dan telinga. Tadi siang (17/9) pupil sudah membuka penuh. Karena upaya pengobatan secara maksimal itu, jantungnya masih sempat bertahan hingga saat terakhir malam ini," katanya saat menyatakan secara resmi kematian Yusuf.
Yusuf dengan mobil ambulans dan peralatan medis yang terpasang di tubuhnya itu, dibawa dari Yogyakarta ke Magelang, Selasa petang, hingga saat kepergiannya di RS tempatnya berkarya di bagian administrasi setiap hari.
Jam dinding menunjuk sekitar pukul 21.30 WIB. Di satu sudut ruangan perawatan itu, Dokter Benyamin berbicara empat mata dengan Kepala Gereja Katolik Kevikepan Kedu Romo F.X. Krisno Handoyo.
Romo praja Keuskupan Agung Semarang itu kemudian memanggil Wiwien dan tiga anaknya untuk mendekat. Dokter Benyamin menyimak pembicaraan lirih dengan mimik terkesan teduh Romo Krisno kepada mereka berempat.
Saat hampir bersamaan, seorang petugas rumah sakit meminta dengan nada sopan kepada mereka lainnya yang bukan keluarga Yusuf untuk meninggalkan ruangan. Dan tirai kaca ruangan itu lalu ditutup satu per satu.
Wiwien bersama tiga anaknya melangkah mendekat tempat suaminya terbaring. Wajah-wajah mereka yang tampak tegar mewarna suasana, tatkala alat-alat medis dilepas dari tubuh Yusuf Kusuma.
Lelaki halus budi itu pun "berangkat".