Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 35.000 paket bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia yang disalurkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI akhirnya berhasil masuk ke Gaza, Palestina setelah sebelumnya sempat tertahan di perbatasan Rafah, Mesir.
"Alhamdulillah, akhirnya bantuan kemanusiaan masyarakat Indonesia yang diamanatkan melalui Baznas bisa masuk ke Gaza. Setelah sekian lama tertahan di perbatasan, paket-paket ini sudah memasuki wilayah Gaza untuk didistribusikan bagi saudara-saudara kita di sana," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Noor mengatakan pihaknya menyambut baik gencatan senjata yang memberi ruang bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ia bersyukur karena pada momen inilah berbagai bantuan, termasuk dari masyarakat Indonesia, akhirnya bisa kembali menjangkau rakyat Palestina.
Noor juga menegaskan momentum gencatan senjata ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperkuat aksi kemanusiaan.
"Baznas akan terus berupaya semaksimal mungkin selama akses masih terbuka. Gencatan senjata ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kepedulian, untuk terus membantu saudara-saudara kita di Palestina yang masih bertahan dalam kondisi sulit," ujarnya.
Noor juga menegaskan pihaknya memiliki komitmen kuat dalam membantu masyarakat Palestina sesuai komitmen Presiden Prabowo dalam Sidang Majelis Umum PBB yang menegaskan dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina.
Baca juga: Presiden Prabowo buka opsi Indonesia akui Israel, namun ada syaratnya
Ia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus menyalakan empati dan solidaritas bagi rakyat Palestina.
"Semoga bantuan yang sudah masuk ke Gaza ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita di sana, serta menjadi penguat semangat bagi mereka untuk terus bertahan di tengah kondisi sulit," tutur Noor Achmad.
Sebelumnya Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan bahwa pihaknya memiliki persediaan logistik yang cukup untuk dikirim ke Jalur Gaza dalam 6.000 truk begitu pintu perlintasan dibuka.
Namun, persediaan itu masih berada di Yordania dan Mesir karena Israel belum membuka akses bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina itu.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, mengatakan bahwa pihaknya baru bisa menyalurkan sekitar 20 persen dari total bantuan yang dibutuhkan penduduk Gaza dalam beberapa bulan terakhir.
"Badan tersebut [UNRWA] memiliki persediaan yang cukup di Yordania dan Mesir untuk mengisi 6.000 truk yang siap memasuki Gaza, tetapi belum ada kemajuan untuk mewujudkannya," kata Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma.
UNRWA tetap menjadi organisasi kemanusiaan terbesar di Gaza dengan sekitar 12.000 staf yang sudah dipercaya oleh penduduk setempat.
Baca juga: Israel serang Global Sumud Flotilla, tangkap para aktivis
Baca juga: Korban tewas agresi Israel di Gaza tembus 65.000

