"Pagi ini atau Jumat pagi saya berlari sejauh 10 kilometer di daerah saya untuk menjaga tubuh agar tetap prima meskipun jadwal pertarungan berikutnya masih sangat lama," kata petinju dengan rekor bertarung 31 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah ketika dihubungi dari Semarang, Jumat.

Selain berlari, kata petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat tersebut, ia juga mulai latihan ringan dengan jogging, push-up, sit-up, dan lain-lain untuk menjaga kebugaran tubuhnya.

"Saya kira waktu dua pekan untuk istirahat sudah cukup dan saya harus tetap latihan meskipun sifatnya masih ringan untuk menjaga kebugaran dan tubuh tetap dalam kondisi prima," katanya.

Menyinggung soal cedera di bagian alis sebelah kanan dan kepala (ubun-ubun) akibat terkena pukulan petinju Argentina tersebut, dia mengatakan, sudah mulai kering tetapi bekum 100 persen. "Saya tetap fokus menyembuhkan luka tersebut supaya benar-benar pulih seperti semula," katanya.

Akibat luka di bagian alis tersebut memaksa Daud Yordan harus menerima jahitan dari tim dokter sebanyak lima jahitan. "Mungkin dalam beberapa hari ke depan sudah sembuh," katanya menegaskan.

Ayah dari Miquel Angela Yordan Jr tersebut berhasil merebut gelar juara dunia kelas ringan (61,2 kilogram) setelah menang angka atas petinju Argentina Daniel Eduardo Brizuela ((117-111, 115-113, 116-112) melalui pertarungan 12 ronde.

Kemenangan itu juga menjadikan Daud Yordan merupakan petinju Indonesia yang mampu meraih gelar juara dunia di kelas yang berbeda karena sebelumnya yang bersangkutan adalah juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) IBO.


Pewarta : Hernawan Wahyudono
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024