Meskipun sempat dibayang-bayangi kekhawatiran terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisata, pergelaran DCF IV membuktikan bahwa KWDT Dieng tetap diminati wisatawan.

Hal itu terlihat dari membeludaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke KWDT Dieng guna menyaksikan ritual ruwatan massal anak-anak berambut gimbal dalam rangkaian kegiatan DCF IV di kompleks Candi Arjuna, KWDT Dieng.

Bahkan, puluhan "homestay" yang tersebar di sekitar KWDT Dieng seperti 62 unit di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, dan belasan "homestay" di desa-desa lainnya dipenuhi oleh wisatawan.

Demikian pula dengan kawasan perkemahan yang berkapasitas 60 unit tenda pun dipenuhi tenda-tenda wisatawan.

Oleh karena saking banyaknya wisatawan yang tidak kebagian penginapan, panitia DCF IV pun melobi warga yang rumahnya belum dijadikan sebagai "homestay" agar bisa dijadikan tempat menginap.

"Kami memang belum mendata secara rinci jumlah pengunjung KWDT Dieng saat pergelaran DCF IV. Namun dari pengamatan kami selama dua hari penyelenggaraan kegiatan, jumlah pengunjung diperkirakan mencapai 30 ribu orang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Banjarnegara, Azis Achmad, di Banjarnegara, Selasa.

Padahal, kata dia, jumlah kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng pada hari-hari biasa berkisar 100--200 orang per hari.

Menurut dia, hal itu membuktikan bahwa wisatawan tidak terpengaruh oleh aktivitas Kawah Timbang di kompleks Dataran Tinggi Dieng yang hingga saat ini masih berstatus "Waspada".

Jumlah kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng menurun drastis saat status Kawah Timbang dinaikkan dari "Normal" menjadi "Waspada" pada 11 Maret 2013, kemudian ditingkatkan menjadi "Siaga" pada 27 April, dan diturunkan kembali menjadi "Waspada" pada 8 Mei.

Selain itu, lanjut Azis, ditutupnya akses jalan menuju Dieng dari Wonosobo akibat adanya perbaikan di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, juga tidak menurunkan minat wisatawan untuk menyaksikan pergelaran DCF IV.

Ia mengharapkan jumlah kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng tetap tinggi terutama saat Pekan Lebaran 2013 karena Dieng tetap aman untuk dikunjungi meskipun hingga saat ini Kawah Timbang masih berstatus "Waspada".

"Kami menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke seluruh objek wisata di Banjarnegara termasuk KWDT Dieng selama tahun 2013 mencapai 500 ribu orang," katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia DCF IV Slamet mengaku sempat khawatir pergelaran DCF IV akan sepi dari pengunjung karena jalur utama menuju Dieng dari arah Wonosobo untuk sementara ditutup bagi kendaraan roda empat karena adanya perbaikan jalan.

Akan tetapi, kata dia, kekhawatiran tersebut telah sirna karena animo wisatawan untuk mengunjungi kegiatan DCF IV tetap tinggi.

"Kami kerahkan semua potensi yang ada termasuk dukungan dari desa-desa di sekitar Dieng, seperti Karangsari, Karangtengah, dan Kepakisan," kata dia yang juga Kepala Desa Dieng Kulon.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Panitia DCF IV Alif Faozi menilai penutupan ruas Jalan Raya Dieng-Wonosobo berdampak positif bagi pengembangan objek wisata di sekitar KWDT Dieng.

Menurut dia, sejumlah ruas jalan alternatif menuju KWDT Dieng memiliki potensi wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan seperti agrowisata kebun salak di Kecamatan Madukara yang berada di ruas jalan Banjarnegara-Karangkobar-Dieng.

"Ruas jalan Banjarnegara-Dieng juga memiliki panorama yang cukup indah. Jika peluang ini dapat dimanfaatkan, pariwisata di Banjarnegara tentu akan semakin berkembang," kata dia yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon.

Apresiasi
Pergelaran DCF IV dengan acara ini ruwatan massal anak-anak berambut gimbal pun mendapat apresiasi dari Duta Besar Slovakia Stefan Rozkopal.

Menurut dia, ruwatan anak berambut gimbal sangat menarik untuk disaksikan karena di Slovakia tidak ada kegiatan semacam itu.

"Menarik sekali. Masyarakat masih punya adat yang terus bertahan dan terus ada sampai kini," katanya usai menyaksikan ritual ruwatan massal anak berambut gimbal di kompleks Candi Arjuna, Minggu (30/6).

Bahkan, dia mengaku siap membantu Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk memromosikan potensi pariwisata di KWDT Dieng kepada warga negara Slovakia.

"Ada rencana untuk mempromosikan, tentunya bagi wisatawan," katanya.

Hal yang sama juga disampaikan Duta Besar Republik Seychelles Nico Barito.

Ia mengatakan bahwa pihaknya siap membantu mempromosikan potensi wisata Kabupaten Banjarnegara, khususnya KWDT Dieng, melalui pemberitaan media massa di Seychelles.

"Berita tentang Dieng yang bapak-bapak buat, silakan kirimkan ke saya. Nanti akan saya distribusikan ke media-media di Seychelles. Dieng ini tempat wisata yang baik sekali. Artinya, alamnya terawat baik, masyarakatnya ramah, yang saling saya banggakan yaitu keasliannya, jalannya masih kecil tapi bagus, kulinernya, dan budayanya," kata dia menjelaskan.

Terkait akses jalan dari Banjarnegara menuju Dieng yang berliku, dia mengaku hal itu tidak menjadi permasalahan.

"Seychelles itu negara pulau, tetapi pulau gunung, dari laut langsung gunung. Jadi, Seychelles dengan kondisi demikian, wisatawan tetap jalan," katanya.

Dia pun mencontohkan Italia yang kondisi jalannya berupa lorong-lorong kecil tetap dipertahankan karena nilai seninya ada pada kondisi seperti itu.

"Di saat dia (jalan, red.) besar, menjadi jalan tol, tidak ada seninya. Jadi rute itu (Banjarnegara menuju Dieng, red.) tidak menjadi masalah," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa di sepanjang jalur Banjarnegara-Dieng perlu diberi rambu-rambu keamanan dan penunjuk arah supaya orang yang baru pertama kali datang ke Dieng akan merasa nyaman.

Menurut dia, KWDT Dieng merupakan suatu destinasi wisata yang memiliki nilai-nilai warisan budaya.

"Warisan budaya yang sedemikian bagus, ada candi, ada kawah, cuma sayangnya mungkin masih bersifat pesta lokal. Kita ini sebagai perwakilan negara asing, diberi kesempatan kemari tentu terpanggil, bagaimana kita bisa mengajak lebih banyak orang untuk kemari," kata dia yang juga Utusan Khusus Presiden Republik Seychelles untuk negara-negara ASEAN.

Terus Ditingkatkan
Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo mengatakan bahwa kegiatan tahunan "Dieng Culture Festival" akan terus ditingkatkan demi menarik kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng.

Bahkan, dia mengharapkan pergelaran DCF dapat menjadi kegiatan skala internasional sehingga wisatawan mancanegara yang datang ke KWDT Dieng akan semakin banyak.

"Tentunya kami mengharap bantuan dari bapak-bapak duta besar yang datang ke sini untuk ikut serta memromosikan potensi wisata Dieng," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Bupati mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan rencana pengembangan Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng.

"Pengembangan KWDT Dieng masih diprioritaskan pada KWDT Dieng Zona I, yakni kompleks Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan Museum Dieng Kailasa," kata Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo.

Menurut dia, kawasan yang menjadi prioritas pengembangan berikutnya, yakni KWDT Dieng Zona II yang meliputi Kawah Chandradimuka, Telaga Merdada, Sumur Jalatunda, dan Kawah Sileri, serta KWDT Dieng Zona III atau zona pengembangan yang meliputi Curug Sirawe dan mata air panas Bitingan.

Ia mengatakan bahwa upaya yang telah dilakukan Pemkab Banjarnegara dalam pengembangan KWDT Dieng di antaranya pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata, pembentukan kelompok jejaring wisata guna mendukung pemasaran, pembinaan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan pemilik "homestay", serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) pelaku wisata.

Menurut dia, pihaknya juga terus berupaya menjaring investor untuk berinvestasi di bidang kepariwisataan.

Sementara upaya yang akan dilakukan, kata dia, di antaranya pembenahan dan pembangunan infrastruktur jalan pariwisata, baik dari dana APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah, maupun APBD Kabupaten Banjarnegara.

"Pemkab Banjarnegara juga akan membangun fasilitas pendukung wisata seperti pusat cendera mata dan sarana peribadatan yang representatif serta menggiatkan atraksi budaya di berbagai objek wisata," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025