Tingkat kunjungan wisatawan ke Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng pun anjlok setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung meningkatkan status Kawah Timbang yang berlokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, dari "normal" menjadi "waspada" pada Senin, 11 Maret 2013, pukul 21.30 WIB.

Anjloknya kunjungan wisata tingkat kunjungan wisata ini bukan semata-mata peningkatan status tersebut, melainkan kesimpangsiuran pemberitaan media massa yang menyebutkan bahwa peningkatan status terjadi pada Gunung Dieng, bukan Kawah Timbang.

Oleh karena itu, para pelaku wisata yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, menyayangkan pemberitaan tersebut karena memunculkan anggapan bahwa Dieng berbahaya untuk dikunjungi wisatawan.

"Padahal, Dataran Tinggi Dieng sangat luas karena berada di antara Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan Batang, sedangkan Kawah Timbang hanya bagian terkecil dari Dieng. Bahkan, lokasi Kawah Timbang jauh dari KWDT Dieng dan bukan daerah tujuan wisata," kata Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Alif Faozi.

Menurut dia, jarak antara Kawah Timbang dengan KWDT Dieng sekitar 12 kilometer, sedangkan radius bahaya gas beracun yang dikeluarkan kawah itu hanya 500 meter.

Dengan demikian, KWDT Dieng tetap aman untuk dikunjungi wisatawan karena tidak terjangkau oleh gas beracun Kawah Timbang.

Akibat pemberitaan yang menyebutkan bahwa peningkatan status itu terjadi di Dieng, kata Alif, tingkat kunjungan wisatawan ke kawasan wisata ini turun hingga 25 persen.

Kendati demikian, penurunan kunjungan wisatawan tersebut dinilai relatif lebih kecil dibanding saat terjadi peningkatan aktivitas Kawah Timbang pada 2011 karena jumlah wisatawan yang datang ke Dieng anjlok hingga 80 persen.

Kampanye Dieng Aman
Terkait hal itu, Pokdarwis Dieng Pandawa melalui jejaring sosial maupun media massa, terus berupaya mengkampanyekan Dieng aman dikunjungi wisatawan.

Akan tetapi di saat upaya menggairahkan kembali geliat wisata KWDT Dieng terus digalakkan, tingkat kunjungan wisatawan kembali anjlok hingga 30 persen pascapeningkatan status Kawah Timbang dari "Waspada" menjadi "Siaga" pada Rabu, 27 Maret 2013, pukul 23.30 WIB.

Bahkan, sejumlah calon wisatawan dikabarkan membatalkan rencana kunjungannya ke KWDT Dieng akibat adanya pemberitaan yang menyebutkan "Dieng Siaga", "Dieng Masih Berbahaya", dan sebagainya.

Menyikapi pemberitaan tersebut, Pokdarwis Dieng Pandawa tetap getol mengkampanyekan "Dieng Aman Dikunjungi Wisatawan".

Alhasil, upaya tersebut secara perlahan mampu meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk mengunjungi KWDT Dieng.

"Alhamdulillah, wisatawan mulai berdatangan ke Dieng. Kami mengharapkan wisatawan yang telah berkunjung ke Dieng, bisa menginformasikan tentang kondisi yang sebenarnya kepada calon wisatawan lainnya," kata Alif.

Menurut dia, sejumlah wisatawan yang tetap berkunjung ke Dieng di saat terjadinya krisis Kawah Timbang, banyak yang memberikan testimoni mengenai kondisi Dieng yang aman dikunjungi ini melalui berbagai jejaring sosial.

"Apalagi sekarang status Kawah Timbang telah diturunkan dari 'siaga' menjadi 'waspada', semoga bisa segera diturunkan kembali menjadi 'normal'. Kami berharap tidak terjadi apa-apa lagi di Kawah Timbang, sehingga wisatawan akan merasa lebih nyaman untuk berkunjung ke Dieng," katanya.

Dalam hal ini, PVMBG Bandung pada Rabu, 8 Mei 2013, pukul 16.00 WIB, telah menurunkan status Kawah Timbang dari "Siaga" menjadi "Waspada".

Alif mengaku optimistis kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng akan kembali normal dan terus meningkat.

Gelar DCF
Oleh karena itu, Pokdarwis Dieng Pandawa bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Banjarnegara berencana menggelar berbagai kegiatan guna mendongkrak kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng, salah satunya melalui ajang "Dieng Culture Festival (DCF) 2013" yang akan digelar pada 29--30 Juni 2013.

"Dieng Culture Festival merupakan kegiatan tahunan dan kali ini merupakan yang keempat kalinya digelar. Agenda utama dalam kegiatan ini berupa ruwatan massal anak-anak berambut gimbal serta pergelaran seni budaya khas Dieng," katanya.

Selain itu, kata dia, beberapa kegiatan pendukung pun telah dipersiapkan, antara lain festival film, festival lampion, dan lomba fotografi.

Menurut dia, kegiatan-kegiatan tersebut dipersiapkan guna menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke KWDT Dieng.

"Kami berupaya menampilkan kegiatan pendukung yang berbeda dari DCF sebelumnya. Namun yang pasti, acara inti DCF 2013 adalah ruwatan massal anak-anak berambut gimbal," kata dia menegaskan.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinbudpar Banjarnegara Azis Achmad mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung rencana kegiatan DCF 2013 guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke KWDT Dieng.

Dia mengakui peningkatan aktivitas Kawah Timbang telah berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan ke KWDT meskipun tidak separah krisis serupa yang terjadi pada tahun 2011.

Dengan adanya penurunan status Kawah Timbang dari "siaga" menjadi "waspada", dia mengharapkan calon wisatawan yang semula menunda rencana kunjungannya ke Dieng, dapat menjadwalkannya kembali karena kawasan wisata ini tetap aman dikunjungi.

"Bahkan, saat terjadi gempa kemarin, sebagian warga Dataran Tinggi Dieng justru mengungsi ke Desa Dieng Kulon (yang berada di kawasan wisata, red.). Ini menunjukkan bahwa Dieng tetap aman untuk dikunjungi," katanya.

Gempa bumi yang dimaksud Azis Achmad ini terjadi pada Jumat, 19 April 2013, pukul 19.00 WIB, yang mengakibatkan kerusakan di sejumlah desa Dataran Tinggi Dieng, baik yang masuk wilayah Banjarnegara maupun Batang.

Akibat gempa tersebut, ribuan warga dari sejumlah desa di Kecamatan Batur, Banjarnegara, maupun beberapa desa di Kabupaten Batang mengungsi ke Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur.

Pascagempa dan penurunan status Kawah Timbang tersebut, para pelaku wisata di Dataran Tinggi Dieng berharap bencana tidak lagi datang dan mengusik "Negeri Kahyangan" ini, sehingga industri pariwisata dapat kembali menggeliat.

Selain itu, mereka juga mengharapkan ajang DCF 2013 bisa menggairahkan kembali minat wisatawan untuk berkunjung ke KWDT Dieng.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024