Kedelapan ABK tersebut, yakni Sardi (35), Heri JK (27), Slamet Tutur (25), dan Edi Setyawan (25), warga Desa Juragan, Kecamatan Tandeman, Kabupaten Batang, serta Slamet Wahyono (25), Jumadi (38), Rasigan (48), dan Ari A (25), warga Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan.

Mereka merupakan ABK Kapal Motor (KM) Evany 1 yang selamat saat terjadi badai Victoria pada Selasa (9/4) malam yang akhirnya menenggelamkan kapal itu.

Selain itu, dalam kapal pencari ikan yang mengantarkan delapan ABK tersebut juga terdapat jenazah seorang ABK KM Horizon Jaya Abadi yang juga tenggelam akibat badai Victoria.

Jenazah tersebut baru diketahui identitasnya setelah diidentifikasi di Ruang Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap.

Korban meninggal dunia tersebut diketahui bernama Abdulah Afrianto atau Sidul Afrianto bin Sudarmo (17).

Jenazah Abdulah dapat dikenali oleh saudaranya, Heru Murwanto, dari tali hitam yang menempel di perut korban. Tali hitam itu konon merupakan jimat milik Abdulah.

Sementara delapan ABK yang selamat itu menjalani pemeriksaan kesehatan di Ruang Unit Gawat Darurat RSUD Cilacap.

Saat ditemui wartawan, Jumadi yang dijemput keluarganya, mengaku trauma atas kejadian itu.

Menurut dia, gelombang tinggi telah terjadi sejak Selasa (9/4) sore dan semakin meninggi sekitar pukul 23.00 WIB.

Saat itu, kata dia, kapal jenis "pursein" yang berbobot 87 Gross Tonage (GT) dan dinahkodai Edi Slamet ini terombang-ambing di Samudra Hindia karena tinggi gelombang mencapai 7 meter.

"KM Evany I akhirnya terbalik dan tenggelam. Suasana sangat gelap, saya berusaha memegang tali jaring dan menyelam ke atas," katanya.

Sesampainya di permukaan, dia berusaha mencari tempat agar bisa mengapung dengan memanfaatkan tali jaring sebagai sandaran.

Jumadi akhirnya dapat diselamatkan oleh KM Jayasakti.

Istri Jumadi, Fatimatuhzahro mengaku menerima kabar tenggelamnya KM Evani 1 yang ditumpangi suaminya pada Rabu (10/4) pagi.

"Saya sangat kaget mendengar informasi dari itu. Namun saya sangat bersyukur karena suami saya masih bisa selamat," katanya.

Sementara itu, Ketua III Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Samudera Indonesia (HSNI) Kabupaten Cilacap, Parjo Hadi Pranoto mengatakan bahwa pihaknya akan memfasilitasi para pemilik kapal dengan keluarga korban untuk memberikan santunan sesuai dengan aturan yang berlaku di HSNI Cilacap.

"Kami sifatnya hanya memfasilitasi. Jika ada keluarga yang menanyakan, akan kami jelaskan kronologisnya," kata dia menjelaskan.

Empat kapal pencari ikan asal Cilacap dilaporkan tenggelam di Samudra Hindia barat daya Bengkulu atau pada posisi 14,07 lintang selatan dan 102,59 bujur timur akibat badai Victoria yang terjadi pada Selasa (9/4) malam.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024