"Kalau petani kentang di Wonosobo, saya kira cukup memprihatinkan karena untuk mengubah budaya menanam kentang ke tanaman lainnya sangat sulit. Tetapi di Banjarnegara terutama Kecamatan Batur itu sudah ada upaya-upaya untuk mengubah kentang ke tanaman lain," kata petugas BKSDA Jateng Wilayah Konservasi II Pemalang-Cilacap, Endi Suryo H, di Banyumas, Rabu.

Di sela-sela kegiatan pelepasliaran seekor elang Jawa di lereng selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, ia mangatakan bahwa petani kentang di Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara, saat ini telah mulai mencoba menanam carica, gandum, kayu putih (eucalyptus), atau tanaman lainnya sebagai upaya konservasi lahan kentang.

Ia memperkirakan, petani kentang di Kecamatan Batur dalam beberapa waktu ke depan akan beralih ke tanaman lain.

"Sekarang tidak mutlak kentang. Apalagi sekarang, harga kentang semakin lama semakin turun, otomatis masyarakat akan beralih ke tanaman-tanaman lain," katanya.

Akan tetapi, kata dia, petani kentang di Dataran Tinggi Dieng yang masuk wilayah Kabupaten Wonosobo kemungkinan masih sulit untuk beralih ke tanaman lain.

Menurut dia, tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng memiliki pola yang sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan sedimentasi di Waduk Mrica, Banjarnegara.

"Sedimentasi di Waduk Mrica saat ini sudah sangat tinggi. Selain itu, di Dataran Tinggi Dieng sering terjadi kelongsoran," katanya.

Endi mengaku memiliki pengalaman dalam menghadapi petani kentang di Wonosobo yang bercocok tanam di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Telaga Warna, Telaga Pengilon, Telaga Dringo, dan Telaga Sumur.

"Kita punya pengalaman, sekitar tiga-empat tahun baru bisa 'mengusir' petani ke luar kawasan konservasi," katanya.

Menurut dia, BKSDA Jateng mengelola kawasan konservasi seluas 39 hektare di Taman Wisata Alam Telaga Warna dan Telaga Pengilon, 10 hektare di Telaga Dringo, dan sekitar 2 hektare di Telaga Sumur.

"Kalau di Banjarnegara sekitar 26 hektare," kata Endi menambahkan.

Ia mengatakan, kawasan konservasi tersebut ditanami berbagai tanaman khas Dataran Tinggi Dieng seperti puspa, bintami, dan eucalyptus.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025