Villa pedih setelah melihat kenyataan bahwa pelatih Barcelona, Tito Vilanova tidak menurunkannya dalam pertandingan melawan Real Madrid pada ajang La Liga bermerk "El Clasico" pekan ini.
Bukan tanpa sebab bila hati Villa diterjang pedih. Ia sudah melakukan pemanasan di Camp Nou bersama dengan Bartra dan Song selama 20 menit, tetapi toh ia tidak dimainkan sama sekali menghadapi Madrid.
Villa tersihir oleh sebuah ideologi bahwa tidak satu pemain pun ingin kehilangan kesempatan tampil di pertandingan sekelas dan sekaliber "El Clasico". Magnet laga itu menyimpan perseteruan bercampur dendam kesumat berbalut ideologi negeri Spanyol.
Setelah delapan bulan dibekap cedera, Villa ingin membuktikan diri sebagai pemain yang patut mendapat kesempatan.
Sejauh ini, Vilanova baru memberi satu kesempatan dalam laga melawan Granada (23/9), itu pun ia tampil hingga menit ke-54. Di Sevilla, ia hanya diturunkan selama 16 menit.
Vilanova disebut-sebut sedang memberi pelajaran kesabaran kepada Villa. Soalnya, Villa yang sudah merasa siap seratus persen dengan tidak ingin kehilangan kesempatan tampil dalam El Clasico. Yah, kecewa tinggal kecewa.
Vilanova berharap kepada Villa agar paham bahwa kekecewaan adalah bagian dari ujian kehidupan yang bersegi banyak, dari suka sampai duka.
Bukankah Villa telah lulus ujian dari cedera selama delapan bulan yang memerlukan waktu dan kesabaran?
(A024)