Gubernur Bibit Waluyo menyatakan ketahanan pangan Jawa Tengah, khususnya beras masih sangat kuat.

Bahkan, menurut dia, cadangan pangan ini mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Jawa Tengah hingga Februari 2013 mendatang.

"Prognosa pengadaan beras Bulog sebesar 781 ribu ton telah terpenuhi sekitar 95 persen," katanya.

Menurut dia, kondisi sejumlah waduk yang telah mengalami kekeringan tidak akan mengganggu ketahanan pangan provinsi ini.

Gubernur mengatakan musim tanam baru, rencananya akan dimulai padaOktober, dengan ketersediaan air yang tersisa pada sejumlah waduk besar.

Ia menjelaskan pada 1 Oktober mendatang, pintu air Waduk Kedung Ombo akan dibuka.

Hal tersebut, lanjut dia, bertujuan untuk pengairan masa tanam yang berlangung pada bulan Oktober.

"Mulai masa tanam Oktober, Januari diperkirakan sudah panen," katanya.

Menurut dia, kesuksesan Jawa Tengah dalam mendukung program swasembada beras juga harus didukung oleh modernisasi peralatan pertanian. "Modernisasi pertanian suatu keharusan," katanya.

Ia mencontohkan penggunaan "combine harvester" yang mampu memanen satu haktare lahan dalam waktu dua jam.

Kendati demikian, dia mengakui, harga peralatan pertanian modern masih mahal sehingga sulit terjangkau sebagian besar petani.

"Kalau 'hand tractor' petani masih mampu membeli karena harganya di bawah Rp20 juta," katanya.

Akan tetapi, kata dia, alat-alat pertanian tersebut ke depan sangat dibutuhkan petani.

Oleh karena itu, dia mengharapkan, peralatan tersebut dapat disederhanakan sehingga harganya terjangkau oleh petani.

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Tengah mencatat setidaknya 11 waduk kecil di sejumlah daerah di provinsi ini telah mengering.

Kondisi tersebut merupakan dampak dari musim kemarau yang masih berlangsung hingga akhir Agustus 2012.
Ia mengatakan kondisi itu diyakini pula tidak akan berpengaruh terhadap target produksi pangan Jawa Tengah yang menjadi salah satu daerah pendukung program swasembada beras 2014 sebesar 10 juta ton.


Ketersediaan Air
Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Tengah Prasetyo Budi Juwono 11 waduk yang telah mengering tersebut tersebar di daerah Wonogiri, Sragen, serta Karanganyar.

Meski sejumlah waduk itu mengering, ia memastikan delapan waduk besar yang ada masih dalam kondisi aman.

Pada musim kemarau seperti ini, lanjut dia, digunakan pola operasi kering dalam pengoperasian waduk.

Ia juga meyakini bahwa Jawa Tengah akan mampu melalui musim kemarau ini tanpa bencana kekeringan.

"BMKG menyatakan kemarau tahun ini lebih singkat, kami yakin ketersediaan air hingga masa tanam Oktober," katanya.

Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah Rif'an menambahkan, momentum musim kemarau ini tetap harus dimanfaatkan untuk optimalisasi kesiapan berbagai infrastruktur pendukung pertanian.

Ia mencontohkan, saat kemarau semacam ini, perbaikan terhadap berbagai saluran irigasi serta pembenahan terhadap waduk harus dilakukan.

"Saluran irigasi, embung, waduk harus dimulai pemeliharaannya," kata politikus Partai Golkar ini.

Selain untuk kesiapan pada musim penghujan, kata dia, hal tersebut juga sebagai antisipasi terjadinya bencana.

Ia mengapresiasi ketahanan pangan Jawa Tengah, khususnya beras, dalam menopang ketersediaan pangan secara nasional.

Ketersediaan pangan yang melimpah, lanjut dia, jangan sampai justru merugikan petani karena harga yang justru turun.

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025