"Saya tidak tahu, apakah mereka (pelaku teroris) itu tahu Empat Pilar, atau tak mau tahu? Tapi, MPR tidak akan pernah berhenti untuk terus menyosialisasikan Empat Pilar itu," kata Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli di Jakarta, Rabu.

Setelah membuka seminar bertema "Implementasi Empat Pilar Kebangsaan bagi Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa dalam Rangka Memperkokoh Jatidiri Bangsa" yang diikuti perwakilan pelajar SMA se-Jakarta di SMA 54 Jakarta Timur, ia menegaskan bahwa pihaknya sudah pernah masuk Solo dan Pesantren Ngruki.

"MPR sudah pernah diterima langsung oleh Abubakar Baasyir, namun Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj masih menyatakan bahwa hingga kini masih ada beberapa pondok pesantren yang mengajarkan radikalisme," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah dan intelijen untuk bekerja lebih keras lagi. "Jangan sampai sudah terjadi, baru bergerak," katanya.

Selain itu Melani meminta pemda dan muspida bisa merangkul masyarakatnya. "Saya harapkan pemerintah, muspida untuk mendatangi masyarakat. Merangkul masyarakat, supaya mereka merasa ada yang melindungi," kata Melani.

Ia menyarankan muspida bisa secara periodik melakukan komunikasi dengan warganya sehingga setiap ada persoalan bisa segera diselesaikan.


Lembaga baru
Terkait tugas sosialisasi Empat Pilar yang tidak akan efektif jika hanya dilakukan MPR, Melani menegaskan bahwa pimpinan MPR setuju sekali kalau ada lembaga khusus yang akan terus melakukan sosialisasi.

"Misalnya seperti BP7. Tapi jangan indoktrinasi. Ini harus terus menerus, lebih bagus kalau ada lembaga khusus itu," katanya.

Ia mengaku MPR sudah beberapa waktu lalu mengusulkan kepada pemerintah dan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar dibentuk lembaga khusus yang bertanggung jawab terhadap sosialisasi Empat Pilar itu.

Pewarta : -
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024