"Briz-M dan kedua satelit tidak terdeteksi di orbit transisi," demikian pernyataan di laman resmi Roscosmos yang dikutip kantor berita RIA Novosti pada Selasa.

Rusia meluncurkan roket Proton dengan pendorong Briz-M yang membawa satelit Telkom-3 dan Express MD2 dari Baikonur, Kazakhstan, pada Senin malam.

Menurut data awal, Briz-M menyalakan mesin sesuai waktu yang dijadwalkan tapi hanya bekerja selama tujuh detik dari waktu yang diprogramkan selama 18 menit dan lima detik.

"Peluang satelit memisah dari pendorong dan mencapai orbit yang dituju praktis tidak ada," kata seorang sumber di perusahaan antariksa kepada RIA Novosti.

Dia menambahkan, peluncuran roket Proton dengan pendorong Briz kemungkinan akan ditunda sampai para ahli menentukan penyebab kegagalan dan menjadwalkan peluncuran kembali kemudian.

Satelit Telkom-3 dibangun oleh perusahaan Rusia, Reshetnev, dengan peralatan komunikasi buatan Thales Alenia Space. Satelit ini berkapasitas 42 C- dan transponder aktif Ku-band akan menyediakan pelayanan telekomunikasi bagi pelanggan di Indonesia.

Sementara Express MD2 merupakan satelit komunikasi berukuran kecil yang dirancang dan diproduksi oleh Pusat Penelitian dan Produksi Ruang Angkasa Negara Khrunichev untuk Russian Satellite Communications Company (RSCC).

Pewarta : -
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024