Boyolali (ANTARA) - Hari ini, tepatnya tanggal 3 November 2025 Polres Boyolali mulai mengoperasikan SPPG Polres Boyolali yang saat ini melayani 2.221 siswa penerima manfaat dari sekitar 20 sekolah.
Menu pada hari pertama operasional ini berupa nasi bunga telang, ayam goreng, sayur ca bakso yang dicampur dengan sawi, kering tempe dicampur kacang, dan dilengkapi dengan dua buah pisang.
Ahli Gizi SPPG Polres Boyolali Cyntia Nur Fitria menyebut blue rice atau nasi bunga telang tersebut menggunakan bahan alami. Sebelum dimasak, juru masak terlebih dahulu merebus bunga telang hingga air berubah menjadi biru.
Selanjutnya air tersebut dicampur dengan beras untuk kemudian dimasak hingga menghasilkan nasi berwarna biru. Saat memasak beras juga diberi bumbu aromatik berupa daun salam dan daun jeruk agar lebih sedap.
“Kami tidak menggunakan bahan kimia, ini aman untuk anak-anak dan rasanya enak,” katanya.
Kepala SPPG Polres Boyolali Agaa Yudi Prasetyo mengatakan keamanan bahan baku makanan, pengolahan, hingga kebersihan dapur menjadi perhatian utama pengelola SPPG. Kepada wartawan, ia memperlihatkan urutan proses memasak mulai dari bahan baku datang ke dapur SPPG.
Setelah bahan baku makanan tiba ke dapur SPPG pada pukul 16.00 WIB, langsung dilakukan proses penyortiran, pencucian, dan pemilahan sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Untuk sayuran dan daging juga mulai diiris oleh para petugas atau relawan.
“Bahan baku datang pukul 16.00 WIB, jam 17.00 WIB mulai dipilah,” katanya.
Selanjutnya, bahan makanan dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan sesuai dengan kelompoknya, yakni gudang bahan segar dan gudang untuk tepung serta beras. Pada proses penyimpanan di gudang, ia memastikan seluruh bahan makanan terutama yang segar langsung habis sehingga tidak disimpan dalam waktu lama.
“Khusus bahan baku segar untuk sekali masak, one day,” katanya.
Sesuai dengan aturan, di lemari pendingin daging disimpan dalam suhu -2 sampai dengan -10 derajat Celcius. Sedangkan sayur dan buah disimpan dalam suhu nol derajat celcius.
Setelah itu, tepat pukul 24.00 WIB bahan-bahan tersebut dibawa ke ruang produksi untuk dimasak. Setelah dimasak, makanan yang sudah matang diletakkan di meja tersendiri untuk proses pendinginan, baru kemudian ditutup dan didistribusikan ke sekolah-sekolah terdekat.
Sementara itu, untuk memastikan keamanan pangan, SPPG Polres Boyolali juga melakukan empat jenis tes keamanan pangan, yakni tes sianida, tes formalin, tes nitrit, dan tes arsenik.
“Seluruh makanan yang kami sajikan dalam ompreng dites semua, termasuk buahnya. Jadi diblender kemudian dites empat jenis itu,” katanya.
Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto mengatakan dapur MBG Polres Boyolali saat ini melayani 2.221 siswa penerima manfaat dari sekitar 20 sekolah. Namun ke depannya bisa bertambah lagi sampai 3.000 penerima manfaat.
Ia memastikan pengawasan dilakukan mulai dari kedatangan bahan baku sampai dengan menu disajikan kepada para siswa.
Untuk memastikan makanan aman dikonsumsi oleh seluruh siswa, SPPG Polres Boyolali juga aktif melakukan koordinasi dengan sekolah penerima manfaat untuk mengetahui jika ada siswanya yang punya alergi pada makanan tertentu.
“Jangan sampai anak-anak yang punya alergi khusus, kemudian mengkonsumsi yang tidak sesuai dengan pantangannya. Ini kami antisipasi,” katanya.
Pada hari pertama distribusi MBG ke sekolah-sekolah, Kapolres Boyolali juga berkesempatan berinteraksi dengan siswa salah satu sekolah penerima manfaat, SDN 3 Boyolali.
“Mereka senang, katanya nasinya enak. Bahkan banyak yang habis tadi makannya,” katanya.
Kepala SDN 3 Boyolali Prih Rahayu mengucapkan terima kasih atas program MBG ini. Ia mengatakan program tersebut dapat membantu anak-anak memperoleh asupan makanan yang baik.
Menurut dia, makanan merupakan salah satu yang dibutuhkan tubuh anak-anak untuk dapat menerima pembelajaran dengan baik.
Salah satu siswa, Kenar Singer Sasongko yang merupakan siswa kelas III senang memperoleh makanan dari program MBG.
“Tadi lihat dulu, takut basi dan ada ulatnya kayak di berita. Tapi ini tadi nggak ada, rasanya enak, aku habiskan semua. Tadi nasinya warna biru, baru pertama makan,” katanya.