Demak (ANTARA) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menegaskan komitmennya untuk tetap mempertahankan sistem enam hari sekolah bagi jenjang pendidikan dasar hingga menengah pertama di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten Demak.
"Penerapan enam hari sekolah terbukti mampu berkolaborasi dengan kegiatan Madrasah Diniyah (Madin) dan TPQ, sehingga keberlangsungan pendidikan agama tetap terjaga," kata Ketua PCNU Demak Muhammad Aminuddin saat bersilaturahmi dengan pimpinan DPRD Demak, Rabu.
Ia menilai sistem tersebut juga melahirkan banyak tokoh masyarakat, kiai, dan ustadz di Demak.
PCNU Demak, kata dia, tidak ingin ada spekulasi mencoba menerapkan lima hari sekolah. Kalau satu hari libur tanpa ada pendampingan, anak-anak justru rentan tidak terkendali.
"Para kiai sangat khawatir terhadap akhlak dan karakter generasi muda. Karena itu, kami mendorong Bupati dan DPRD Demak agar kebijakan enam hari sekolah tetap dipertahankan," ujarnya.
Ia juga menyoroti pelaksanaan lima hari sekolah di tingkat SMA/SMK yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Menurutnya, penerapan full day school sering membuat siswa kesulitan melaksanakan ibadah, karena waktu dzuhur masih berada di kelas sementara fasilitas mushola di sekolah belum memadai.
"Harapan kami, melalui Bupati dan DPRD Demak, aspirasi ini juga bisa diteruskan ke pemerintah provinsi. Kami ingin SMA dan SMK di Demak kembali ke sistem enam hari sekolah agar sejalan dengan kearifan lokal dan tradisi keagamaan masyarakat Demak," tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Demak Zayinul Fatah menyatakan dukungan penuh terhadap aspirasi PCNU Demak. Karena pendidikan madrasah diniyah dan pesantren merupakan bagian penting dari jati diri Demak sebagai "Kota Wali".
"Apa yang disampaikan PCNU adalah amanah. DPRD Demak mendukung penerapan enam hari sekolah karena ini menyangkut keberlangsungan madrasah diniyah dan pesantren. Apalagi kita sudah memiliki Perda Pesantren dan Madrasah, tinggal implementasinya yang harus diperkuat," tegasnya.
Ia menambahkan DPRD bersama pemerintah daerah sudah satu suara untuk menjaga amanah para kiai, agar pendidikan agama tidak terganggu oleh penerapan kebijakan lima hari sekolah.
"Demak merupakan daerah religius dengan banyak pesantren dan madrasah diniyah. Keberadaan dan jadwal belajar mereka harus dihormati. Karena itu, sistem enam hari sekolah merupakan pilihan terbaik," ujarnya.