"Penangkaran kupu-kupu ini kami mulai sejak 2006-2007 dikelola oleh mahasiswa di 'Green Community' Jurusan Biologi Unnes," kata Kepala Badan Pengembang Konservasi Unnes Dr Margaretha Rahayuningsih di Semarang, Jumat.
Green Community Biologi Unnes baru saja menerima penghargaan "Kehati Award 2012" untuk kategori Cipta Lestari terkait kegiatan konservasi yang dilakukannya selama ini, termasuk dalam upaya penangkaran kupu-kupu.
Menurut Margaretha selaku pembina "Green COmmunity", penangkaran kupu-kupu yang dilakukan komunitas mahasiswa itu didasari rasa keprihatinan kian menurunnya populasi serangga bersayap itu di lingkungan Unnes.
"Setidaknya, ada enam spesies kupu-kupu yang berhasil ditangkarkan, yakni Papilio Memnon, Papilio Memnon Agenor, Papilio Demolius, Papilio Polites, Hypolimnas, Graphium, Pachliopta, dan terakhir Troides Helena," katanya.
Khusus Troides Helena, kata dia, merupakan spesies kupu-kupu langka yang sebelumnya sangat sulit ditemukan, termasuk di lingkungan Unnes, namun kini berhasil ditangkarkan untuk selanjutnya dilepaskan ke alam bebas.
Ia menyebutkan, selama ini sudah banyak individu kupu-kupu dari enam spesies itu yang telah ditangkarkan dan dilepas-liarkan, sementara data periode Juni-September 2011 tercatat sebanyak 96 ekor kupu-kupu dilepaskan.
Ditanya kendala penangkaran kupu-kupu, ia mengakui kesulitan terbesar sebenarnya pada tanaman inang yang menjadi sumber makanan kupu-kupu, sebab ada kupu-kupu spesies tertentu yang menyukai tanaman-tanaman khusus.
"Sebagai contoh, Troides Helena. Kupu-kupu itu menyukai tanaman-tanaman tertentu, seperti sirih hutan yang selama ini tidak mudah ditemukan, termasuk di lingkungan Unnes. Itu penyebab berkurangnya populasi," katanya.
Karena itu, kata dia, pihaknya kemudian berupaya mencari tanaman sirih hutan untuk ditanam di kampus Unnes sehingga menarik kupu-kupu Troides Helena dan penangkaran yang dilakukan bisa berjalan dengan baik.