Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berencana membuat tanjakan jalur Silayur, Ngaliyan, menjadi lebih landai untuk mengantisipasi kecelakaan yang kerap terjadi, sebagaimana sudah diterapkan di Jalan Hanoman.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jumat, mengatakan bahwa salah satu faktor penyebab kecelakaan adalah karena kontur jalan pada tanjakan atau turunan Silayur yang cukup curam.
"Kami sudah minta untuk mengkaji supaya Silayur agak dilandaikan seperti Jalan Hanoman. Jalan Hanoman kan Alhamdulillah sudah mulai (landai) dan cukup berhasil mengurangi angka kecelakaan yang berakibat fatal," katanya.
Ia mengatakan bahwa kajian akan dilakukan oleh Pemkot Semarang dengan pemangku kepentingan terkait agar pelandaian jalan Silayur Ngaliyan sudah bisa dikerjakan pada tahun depan.
Berbagai upaya, kata dia, sebenarnya telah ditempuh oleh Pemkot Semarang guna mencegah terjadinya kecelakaan di jalur Silayur, Ngaliyan.
"Kami sudah memberikan efek kejut (bagi pelanggar, red.) tapi tidak mempan sehingga mungkin salah satu solusi adalah agak dilandaikan jalannya. Hari ini, saya minta kajian agar tahun depan bisa dilandaikan," kata Ita, sapaan akrabnya.
Dinas Perhubungan Kota Semarang telah memasang papan peringatan bahwa kendaraan bertonase berat tidak boleh melintasi jalur Silayur pada jam-jam yang sudah ditentukan.
Adapun ketentuan yang diberlakukan adalah truk bermuatan berat hanya boleh melintas mulai pukul 23.00 WIB hingga 04.00 WIB.
"Itu kan sudah berkali-kali kami sampaikan (aturan waktu melintas, red.). Jadi, kami minta koordinasi dengan Pak Kapolres terkait adanya pos penjagaan. Sebenarnya kami ini selalu berkoordinasi dengan Satlantas untuk menjaga," kata Ita, sapaan akrabnya.
Adapun pos penjagaan tersebut dibuat bertujuan jika ditemui kendaraan tonase berat bisa segera dilakukan pelarangan melintas.
"Kami sudah minta kordinasi dengan pak Kapolres terkait adanya pos penjagaan, untuk pelarangan-pelarangan. Hari Ini saya minta dilakukan kajian sehingga tahun depan bisa dilandaikan agak diratakan seperti di Hanoman," katanya.
Beberapa kali insiden kecelakaan terjadi di jalur Silayur yang masih berada di ruas Jalan Prof Hamka, Ngaliyan, Semarang. Terakhir, kecelakaan beruntun pada Kamis (21/11) kemarin yang mengakibatkan dua korban tewas.
Kecelakaan itu melibatkan 13 kendaraan yaitu satu truk tronton, satu truk besar, 10 sepeda motor, dan satu mobil Daihatsu Terios, diawali dari truk tronton pengangkut aki yang diduga mengalami rem blong sehingga melaju tanpa kendali di turunan tersebut.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jumat, mengatakan bahwa salah satu faktor penyebab kecelakaan adalah karena kontur jalan pada tanjakan atau turunan Silayur yang cukup curam.
"Kami sudah minta untuk mengkaji supaya Silayur agak dilandaikan seperti Jalan Hanoman. Jalan Hanoman kan Alhamdulillah sudah mulai (landai) dan cukup berhasil mengurangi angka kecelakaan yang berakibat fatal," katanya.
Ia mengatakan bahwa kajian akan dilakukan oleh Pemkot Semarang dengan pemangku kepentingan terkait agar pelandaian jalan Silayur Ngaliyan sudah bisa dikerjakan pada tahun depan.
Berbagai upaya, kata dia, sebenarnya telah ditempuh oleh Pemkot Semarang guna mencegah terjadinya kecelakaan di jalur Silayur, Ngaliyan.
"Kami sudah memberikan efek kejut (bagi pelanggar, red.) tapi tidak mempan sehingga mungkin salah satu solusi adalah agak dilandaikan jalannya. Hari ini, saya minta kajian agar tahun depan bisa dilandaikan," kata Ita, sapaan akrabnya.
Dinas Perhubungan Kota Semarang telah memasang papan peringatan bahwa kendaraan bertonase berat tidak boleh melintasi jalur Silayur pada jam-jam yang sudah ditentukan.
Adapun ketentuan yang diberlakukan adalah truk bermuatan berat hanya boleh melintas mulai pukul 23.00 WIB hingga 04.00 WIB.
"Itu kan sudah berkali-kali kami sampaikan (aturan waktu melintas, red.). Jadi, kami minta koordinasi dengan Pak Kapolres terkait adanya pos penjagaan. Sebenarnya kami ini selalu berkoordinasi dengan Satlantas untuk menjaga," kata Ita, sapaan akrabnya.
Adapun pos penjagaan tersebut dibuat bertujuan jika ditemui kendaraan tonase berat bisa segera dilakukan pelarangan melintas.
"Kami sudah minta kordinasi dengan pak Kapolres terkait adanya pos penjagaan, untuk pelarangan-pelarangan. Hari Ini saya minta dilakukan kajian sehingga tahun depan bisa dilandaikan agak diratakan seperti di Hanoman," katanya.
Beberapa kali insiden kecelakaan terjadi di jalur Silayur yang masih berada di ruas Jalan Prof Hamka, Ngaliyan, Semarang. Terakhir, kecelakaan beruntun pada Kamis (21/11) kemarin yang mengakibatkan dua korban tewas.
Kecelakaan itu melibatkan 13 kendaraan yaitu satu truk tronton, satu truk besar, 10 sepeda motor, dan satu mobil Daihatsu Terios, diawali dari truk tronton pengangkut aki yang diduga mengalami rem blong sehingga melaju tanpa kendali di turunan tersebut.