Semarang (ANTARA) - Tim dari badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang fokus untuk kesejahteraan anak-anak (UNICEF) mengunjungi Sekolah Dasar (SD) Negeri Pekunden, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa, untuk mengecek obesitas di kalangan siswa dan menyosialisasikan pencegahan kasus itu.
Begitu datang, mereka kemudian mengecek bekal makanan yang dibawa oleh para siswa dan menu yang tersedia di kantin sekolah.
Ahli gizi dari Tim Ahli Gizi UNICEF di Indonesia David Colozza menjelaskan bahwa kunjungan tersebut merupakan bentuk monitoring UNICEF terhadap program pencegahan obesitas yang telah bergulir selama hampir satu tahun.
"Kunjungan dari UNICEF terkait program pencegahan obesitas kepada pemerintah Jawa Tengah yang mana sekolah ini merupakan salah satu bagian dari 'pilot project' (proyek percontohan)," katanya.
Program tersebut juga menjadi bentuk dukungan UNICEF kepada pemerintah daerah di Jateng terkait dengan program makan siang gratis bergizi yang akan dilaksanakan tahun depan.
Tim UNICEF melakukan beberapa kegiatan seiring program tersebut yakni pendidikan gizi bagi siswa, aktivitas fisik, serta penanganan siswa yang obesitas dengan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Melalui program tersebut, kata dia, kesadaran anak mengenai pola hidup sehat bisa lebih ditingkatkan, sedangkan bagi siswa yang dari hasil pemeriksaan kedapatan mengalami obesitas dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan.
Kepala SDN Pekunden Hartini menyebutkan ada delapan siswa sekolah tersebut yang diketahui mengalami obesitas.
Dia mengatakan mereka mayoritas berumur 11 tahun dan telah dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan penanganan dan pendampingan.
"Anak-anak ditimbang beratnya dan diukur tingginya, dari situ ada rumus untuk mengetahui anak obesitas, kemudian orang tua ke puskesmas untuk berkonsultasi mengurangi berat badan anaknya," katanya.
Selama hampir satu tahun program tersebut, kata dia, SDN Pekunden telah membiasakan para siswa untuk makan makanan yang bergizi.
"Alhamdulillah, anak-anak sudah mulai terbiasa karena sudah banyak yang tidak mengonsumsi mi, (makanan dari, red.) tepung-tepungan. Kantin sekolah juga sudah tidak menjual es teh karena membuat susah penyerapan gizi pada anak," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan - UNICEF gencarkan tiga program pemenuhan hak anak
Begitu datang, mereka kemudian mengecek bekal makanan yang dibawa oleh para siswa dan menu yang tersedia di kantin sekolah.
Ahli gizi dari Tim Ahli Gizi UNICEF di Indonesia David Colozza menjelaskan bahwa kunjungan tersebut merupakan bentuk monitoring UNICEF terhadap program pencegahan obesitas yang telah bergulir selama hampir satu tahun.
"Kunjungan dari UNICEF terkait program pencegahan obesitas kepada pemerintah Jawa Tengah yang mana sekolah ini merupakan salah satu bagian dari 'pilot project' (proyek percontohan)," katanya.
Program tersebut juga menjadi bentuk dukungan UNICEF kepada pemerintah daerah di Jateng terkait dengan program makan siang gratis bergizi yang akan dilaksanakan tahun depan.
Tim UNICEF melakukan beberapa kegiatan seiring program tersebut yakni pendidikan gizi bagi siswa, aktivitas fisik, serta penanganan siswa yang obesitas dengan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Melalui program tersebut, kata dia, kesadaran anak mengenai pola hidup sehat bisa lebih ditingkatkan, sedangkan bagi siswa yang dari hasil pemeriksaan kedapatan mengalami obesitas dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan.
Kepala SDN Pekunden Hartini menyebutkan ada delapan siswa sekolah tersebut yang diketahui mengalami obesitas.
Dia mengatakan mereka mayoritas berumur 11 tahun dan telah dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan penanganan dan pendampingan.
"Anak-anak ditimbang beratnya dan diukur tingginya, dari situ ada rumus untuk mengetahui anak obesitas, kemudian orang tua ke puskesmas untuk berkonsultasi mengurangi berat badan anaknya," katanya.
Selama hampir satu tahun program tersebut, kata dia, SDN Pekunden telah membiasakan para siswa untuk makan makanan yang bergizi.
"Alhamdulillah, anak-anak sudah mulai terbiasa karena sudah banyak yang tidak mengonsumsi mi, (makanan dari, red.) tepung-tepungan. Kantin sekolah juga sudah tidak menjual es teh karena membuat susah penyerapan gizi pada anak," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan - UNICEF gencarkan tiga program pemenuhan hak anak