Solo (ANTARA) - Badan Wakaf Indonesia (BWI) berupaya meningkatkan literasi warga kampus di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo terkait wakaf.
Pada Seminar Nasional BWI Waqf Goes to Campus XIV di Kampus UNS Solo, Jawa Tengah, Rabu, Ketua BWI Kamaruddin Amin mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi sivitas akademika terkait wakaf.
Ia mengatakan wakaf menjadi instrumen yang memiliki potensi besar di Indonesia. Ia berharap wakaf dapat digunakan sebagai langkah menyejahterakan umat.
"Kami mengimajinasikan nantinya ada dana abadi pendidikan berbasis wakaf. Dalam dunia kampus yang bisa berwakaf adalah dosen, pegawai, mahasiswa. Siapapun yang mampu," katanya.
Ia menilai kampus merupakan entitas yang sangat penting dan potensial. Kampus sebagai mitra BWI memiliki tujuan sebagai mitra peningkatan literasi terkait wakaf.
"Kami mengharapkan kampus seperti UNS dapat menjadi mitra literasi, mitra promosi, dan mitra kerja sama," katanya.
Terkait hal itu, Rektor UNS Prof Dr Hartono mengatakan seminar nasional kali ini dapat menjadi media diskusi dalam menggali potensi dan menghadirkan solusi terkait wakaf produktif.
"Konteks pembangunan nasional mendorong wakaf produktif dapat memberikan kontribusi signifikan. Di era saat ini, semua pihak perlu terus berinovasi dalam mencari solusi bagi tantangan-tantangan sosial ekonomi," katanya.
Ia mengatakan beberapa perguruan tinggi di Indonesia juga sudah terlibat dalam gerakan wakaf uang melalui investasi endowment fund atau dana abadi pada sukuk negara dengan skema wakaf.
Ia mengatakan imbal hasil investasi tersebut kembali kepada perguruan tinggi untuk beasiswa dan program peningkatan pendidikan lainnya.
"UNS ke depan juga akan berkomitmen untuk menyukseskan dan mengembangkan wakaf uang untuk memajukan pendidikan di perguruan tinggi," katanya.
Baca juga: UNS bersama BRI lanjutkan pengembangan New Desa BRILiaN 2024
Pada Seminar Nasional BWI Waqf Goes to Campus XIV di Kampus UNS Solo, Jawa Tengah, Rabu, Ketua BWI Kamaruddin Amin mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi sivitas akademika terkait wakaf.
Ia mengatakan wakaf menjadi instrumen yang memiliki potensi besar di Indonesia. Ia berharap wakaf dapat digunakan sebagai langkah menyejahterakan umat.
"Kami mengimajinasikan nantinya ada dana abadi pendidikan berbasis wakaf. Dalam dunia kampus yang bisa berwakaf adalah dosen, pegawai, mahasiswa. Siapapun yang mampu," katanya.
Ia menilai kampus merupakan entitas yang sangat penting dan potensial. Kampus sebagai mitra BWI memiliki tujuan sebagai mitra peningkatan literasi terkait wakaf.
"Kami mengharapkan kampus seperti UNS dapat menjadi mitra literasi, mitra promosi, dan mitra kerja sama," katanya.
Terkait hal itu, Rektor UNS Prof Dr Hartono mengatakan seminar nasional kali ini dapat menjadi media diskusi dalam menggali potensi dan menghadirkan solusi terkait wakaf produktif.
"Konteks pembangunan nasional mendorong wakaf produktif dapat memberikan kontribusi signifikan. Di era saat ini, semua pihak perlu terus berinovasi dalam mencari solusi bagi tantangan-tantangan sosial ekonomi," katanya.
Ia mengatakan beberapa perguruan tinggi di Indonesia juga sudah terlibat dalam gerakan wakaf uang melalui investasi endowment fund atau dana abadi pada sukuk negara dengan skema wakaf.
Ia mengatakan imbal hasil investasi tersebut kembali kepada perguruan tinggi untuk beasiswa dan program peningkatan pendidikan lainnya.
"UNS ke depan juga akan berkomitmen untuk menyukseskan dan mengembangkan wakaf uang untuk memajukan pendidikan di perguruan tinggi," katanya.
Baca juga: UNS bersama BRI lanjutkan pengembangan New Desa BRILiaN 2024