Magelang (ANTARA) - Fadonianto, pekerja pabrik di Kabupaten Magelang, kini bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala setelah sukses menjalani operasi hernia yang ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.

Kisah pekerja itu menjadi bukti nyata bahwa program jaminan sosial ini mampu memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal dan sering terpapar risiko cedera akibat pekerjaan.

Fadonianto, 43 tahun, telah bekerja sebagai buruh sejak usia muda untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Pekerjaannya mengharuskan sering mengangkat beban berat, seperti memanggul karung-karung besar dan bahan bangunan yang berat.

Bertahun-tahun bekerja keras tanpa keluhan, namun beban fisik tersebut akhirnya mulai berdampak pada kesehatannya. Beberapa bulan terakhir, ia sering merasakan nyeri pada bagian perut bawah dan terkadang kesulitan bergerak. Benjolan yang muncul di area perutnya semakin membesar dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

"Awalnya saya tidak terlalu khawatir dengan benjolan itu. Saya pikir hanya benjolan biasa. Namun, lama-kelamaan benjolan itu semakin membesar dan mulai terasa sakit saat saya melakukan aktivitas fisik," ujar Fadonianto.

Merasa khawatir, Fadonianto kemudian memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis bahwa Fadonianto mengalami hernia dan perlu dilakukan tindakan operasi.

Hernia, atau yang biasa dikenal sebagai turun berok, adalah kondisi medis di mana bagian organ dalam tubuh, terutama usus, menonjol keluar melalui bagian otot atau jaringan yang lemah.

Dalam kasus Fadonianto, kondisi hernia ini disebabkan oleh tekanan yang terlalu sering dan kuat pada otot-otot perut akibat aktivitas mengangkat beban berat. Hal ini sangat umum terjadi pada buruh yang sering melakukan pekerjaan fisik berat tanpa alat bantu yang memadai. Hernia sendiri merupakan salah satu jenis operasi yang ditanggung BPJS Kesehatan

"Saya sempat khawatir apakah operasi saya ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Tapi dokter yang memeriksa saya memberikan penjelasan dengan sangat lengkap dan penuh sabar. Tidak hanya terkait gangguan kesehatan saja yang dokter jelaskan. Namun juga terkait penjaminan tindakan operasi yang akan ia jalani,” terangnya seperti dikutip dari siaran pers BPJS Kesehatan.

Fadonianto yang didampingi istrinya selama masa pengobatan memuji bahwa pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan melalui Program JKN saat ini benar-benar jauh berbeda dengan yang lalu. Stigma bahwa penjaminan melalui BPJS Kesehatan yang rumit dan sulit terbantahkan.

“Prosesnya ternyata sangat mudah dan cepat. Saya tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan sepeser pun," pujinya.

Fadonianto sendiri menuturkan bahwa dirinya sudah menjadi peserta JKN sejak 2014. Ia mendaftarkan seluruh keluarganya agar terlindungi apabila risiko sakit itu datang.

"Saya sadar betul pentingnya memiliki jaminan kesehatan. Sakit bisa datang kapan saja, akan sangat rugi kalau tidak punya jaminan perlindungan. Makanya, meskipun kadang terasa berat, saya selalu berusaha untuk membayar iuran JKN rutin setiap bulan," ujarnya.

Berkat BPJS Kesehatan, Fadonianto dapat menjalani operasi hernia dengan lancar. Proses pemulihannya kini sedang berjalan. Kondisi kesehatannya berangsur membaik di bawah pengawasan dokter dan tenaga medis di rumah sakit di mana Ia dirawat.

Dengan kepulihan Fadonianto, ia bertekad untuk lebih menjaga kesehatannya dan akan lebih berhati-hati saat bekerja agar tidak mengalami kondisi serupa di masa depan. Selain itu, ia berharap, semakin banyak masyarakat yang bisa mendapatkan manfaat dari BPJS Kesehatan seperti dirinya.

"Saya sangat bersyukur dengan adanya BPJS Kesehatan. Program ini benar-benar sangat membantu saya. Saya tidak perlu khawatir lagi dengan biaya pengobatan. Saya berharap program ini dapat terus berjalan dan semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya," pungkasnya. ***


Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024