Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Jawa Tengah mengimbau masyarakat agar mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam angin kencang yang sering terjadi memasuki musim hujan pada November 2024.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali Suparman di Boyolali Jumat mengatakan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar menghadapi musim hujan pada November ini selalu waspada, dan kalau ada ranting pohon yang membahayakan di pekarangan rumah untuk bisa pangkas agar nanti tidak terjadi bencana di rumahnya.
"Kalau ada angin kencang akan lebih aman. Kalau ada pohon roboh tidak menimpa di rumahnya," kata Suparman.
Suparman menjelaskan, memasuki musim hujan masyarakat harus selalu waspada, dan apabila di sekitar rumah banyak pohon atau ranting-ranting pohon yang sekiranya bisa membahayakan kalau terjadi hujan disertai angin untuk segera dilakukan pemangkasan atau penebangan.
Selain itu, BPBD juga memasuki musim hujan terus memantau daerah yang rawan tanah longsor di Boyolali. Daerah rawan bencana tanah longsor yakni Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Tamansari, Gladagsari, dan Simo.
Sedangkan daerah yang rawan bencana angin kencang di Boyolali semua wilayah potensi, tetapi yang sering terjadi di wilayah Kecamatan Andong, Ngemplak, Klego, dan Sawit.
Karena itu, pihaknya untuk menghadapi bencana alam angin kencang antisipasi hanya memberikan imbauan kepada camat atau pihak kelurahan untuk menyampaikan kepada masyarakatnya agar waspada. Masyarakat waspada dengan antisipasi memangkas pohon-pohon yang sudah tua maupun ranting yang melintang ke dekat rumahnya.
Kejadian rumah roboh akibat angin kencang terjadi di rumah Suratman (64) Dukuh Kartoharjo Desa Sendangrejo Kecamatan Klego Boyolali, pada Kamis (31/10) pukul 18.30 WIB. Tidak ada korban jiwa. Kerugian satu ekor kambing mati dan sebuah rumah kandang roboh, dan genteng rumah induk sebagian pecah. Kerugian total sekitar Rp15 juta rupiah.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Boyolali Suratno mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat agar waspada terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang memasuki musim hujan pada November tahun ini.
Suratno mengatakan, dengan masuknya musim hujan pada tahun ini, tentu potensi bencana yang mungkin timbul yakni banjir dan tanah longsor. Sehingga, kepada teman-teman pemangku kepentingan di wilayah baik kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat menyosialisasikan kepada para kepala desa yang diteruskan kepada masyarakat.
Baca juga: BMKG: Waspadai angin kencang akibat pertumbuhan awan Cumulonimbus
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali Suparman di Boyolali Jumat mengatakan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar menghadapi musim hujan pada November ini selalu waspada, dan kalau ada ranting pohon yang membahayakan di pekarangan rumah untuk bisa pangkas agar nanti tidak terjadi bencana di rumahnya.
"Kalau ada angin kencang akan lebih aman. Kalau ada pohon roboh tidak menimpa di rumahnya," kata Suparman.
Suparman menjelaskan, memasuki musim hujan masyarakat harus selalu waspada, dan apabila di sekitar rumah banyak pohon atau ranting-ranting pohon yang sekiranya bisa membahayakan kalau terjadi hujan disertai angin untuk segera dilakukan pemangkasan atau penebangan.
Selain itu, BPBD juga memasuki musim hujan terus memantau daerah yang rawan tanah longsor di Boyolali. Daerah rawan bencana tanah longsor yakni Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Tamansari, Gladagsari, dan Simo.
Sedangkan daerah yang rawan bencana angin kencang di Boyolali semua wilayah potensi, tetapi yang sering terjadi di wilayah Kecamatan Andong, Ngemplak, Klego, dan Sawit.
Karena itu, pihaknya untuk menghadapi bencana alam angin kencang antisipasi hanya memberikan imbauan kepada camat atau pihak kelurahan untuk menyampaikan kepada masyarakatnya agar waspada. Masyarakat waspada dengan antisipasi memangkas pohon-pohon yang sudah tua maupun ranting yang melintang ke dekat rumahnya.
Kejadian rumah roboh akibat angin kencang terjadi di rumah Suratman (64) Dukuh Kartoharjo Desa Sendangrejo Kecamatan Klego Boyolali, pada Kamis (31/10) pukul 18.30 WIB. Tidak ada korban jiwa. Kerugian satu ekor kambing mati dan sebuah rumah kandang roboh, dan genteng rumah induk sebagian pecah. Kerugian total sekitar Rp15 juta rupiah.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Boyolali Suratno mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat agar waspada terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang memasuki musim hujan pada November tahun ini.
Suratno mengatakan, dengan masuknya musim hujan pada tahun ini, tentu potensi bencana yang mungkin timbul yakni banjir dan tanah longsor. Sehingga, kepada teman-teman pemangku kepentingan di wilayah baik kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat menyosialisasikan kepada para kepala desa yang diteruskan kepada masyarakat.
Baca juga: BMKG: Waspadai angin kencang akibat pertumbuhan awan Cumulonimbus