Pati (ANTARA) - Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menggelar apel siaga bencana tahun 2024 untuk memastikan kesiapan mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang berpotensi mengancam wilayah Pati.
"Potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Pati, yakni bencana banjir, banjir bandang, dan cuaca ekstrem," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya saat apel siaga bencana di kantor BPBD Pati, Jumat.
Apalagi, kata dia, saat ini memasuki masa transisi dari musim penghujan dan musim kemarau.
Melalui apel siaga bencana ini, untuk memastikan kesiapan instansi terkait lainnya dalam menghadapi potensi bencana di Kabupaten Pati.
Selain itu, kata dia, untuk memastikan kesiapan alat, baik dari BPBD maupun setiap organisasi perangkat daerah (OPD) teknis yang juga memiliki alat yang sekiranya bisa digunakan untuk melakukan penanganan bencana tanah longsor, banjir bandang, dan genangan.
Untuk personel BPBD yang ikut dalam apel ada 39 orang, personel dari TNI sebanyak 30 personel, Polri 40 personel, Brimob 16 personel, OPD teknis pendukung 15 personel, dan Forum Komunitas Relawan Bencana Alam sebanyak 115 personel.
"Jumlah relawan di Kabupaten Pati bisa mencapai 300-an personel yang terbagi beberapa kelompok," ujarnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko mengungkapkan pentingnya menjaga ketenangan masyarakat dan kelancaran aktivitas ekonomi di tengah ancaman bencana.
"Pastikan masyarakat menjadi tenang, dunia usaha tetap berjalan, dan tata kehidupan masyarakat tetap ayem tenteram. Itu poin utama kita kali ini," ujarnya.
Sujarwanto pun mengapresiasi pelaksanaan apel siaga yang menjadi bukti konkret upaya mitigasi bencana.
"Apel ini juga menjadi bentuk konkret bahwa kita kompak bersama-sama mengatur langkah-langkah untuk mengambil tindakan mitigasi. Penanganan di saat bencana maupun pascabencana pun harus sudah dibuat skenario dari sekarang," ungkap Pj Bupati Pati.
Dengan adanya apel siaga ini, dia berharap seluruh pihak terkait dapat meningkatkan koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
"Masyarakat juga diharapkan untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah", tambahnya.
"Potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Pati, yakni bencana banjir, banjir bandang, dan cuaca ekstrem," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya saat apel siaga bencana di kantor BPBD Pati, Jumat.
Apalagi, kata dia, saat ini memasuki masa transisi dari musim penghujan dan musim kemarau.
Melalui apel siaga bencana ini, untuk memastikan kesiapan instansi terkait lainnya dalam menghadapi potensi bencana di Kabupaten Pati.
Selain itu, kata dia, untuk memastikan kesiapan alat, baik dari BPBD maupun setiap organisasi perangkat daerah (OPD) teknis yang juga memiliki alat yang sekiranya bisa digunakan untuk melakukan penanganan bencana tanah longsor, banjir bandang, dan genangan.
Untuk personel BPBD yang ikut dalam apel ada 39 orang, personel dari TNI sebanyak 30 personel, Polri 40 personel, Brimob 16 personel, OPD teknis pendukung 15 personel, dan Forum Komunitas Relawan Bencana Alam sebanyak 115 personel.
"Jumlah relawan di Kabupaten Pati bisa mencapai 300-an personel yang terbagi beberapa kelompok," ujarnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko mengungkapkan pentingnya menjaga ketenangan masyarakat dan kelancaran aktivitas ekonomi di tengah ancaman bencana.
"Pastikan masyarakat menjadi tenang, dunia usaha tetap berjalan, dan tata kehidupan masyarakat tetap ayem tenteram. Itu poin utama kita kali ini," ujarnya.
Sujarwanto pun mengapresiasi pelaksanaan apel siaga yang menjadi bukti konkret upaya mitigasi bencana.
"Apel ini juga menjadi bentuk konkret bahwa kita kompak bersama-sama mengatur langkah-langkah untuk mengambil tindakan mitigasi. Penanganan di saat bencana maupun pascabencana pun harus sudah dibuat skenario dari sekarang," ungkap Pj Bupati Pati.
Dengan adanya apel siaga ini, dia berharap seluruh pihak terkait dapat meningkatkan koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
"Masyarakat juga diharapkan untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah", tambahnya.