Kendal (ANTARA) - Kementerian Kesehatan merencanakan melakukan notifikasi skrining kesehatan secara masif kepada masyarakat, sebagai upaya promotif dan preventif kesehatan, salah satunya di hari ulang tahun.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Dr. dr. Lucia Rizka Andalucia, di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan kegiatan memasifkan skrining kesehatan dilakukan di saat peringatan hari ulang tahun setiap penduduk.
"Kami akan 'launching' skrining (kesehatan, red) saat ulang tahun. Jadi, setiap warga negara pada saat ulang tahunnya akan diberikan notifikasi," katanya di sela peresmian operasional PT Beurer di Kawasan Industri Kendal (KIK).
Notifikasi yang dikirimkan melalui telepon seluler (ponsel) tersebut, intinya meminta kepada yang bersangkutan untuk melakukan skrining kesehatan di fasilitas layanan kesehatan terdekat.
"Notifikasi bahwa Anda hari ini diminta melakukan skrining di puskesmas, atau fasilitas kesehatan terdekat dari rumah Anda, ini rencananya seperti itu," katanya memberikan sedikit bocoran program tersebut.
Menurut dia, skrining kesehatan tersebut tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis, sebab pemerintah yang akan menanggung.
Diakuinya, Kemenkes melalui layanan faskes akan memperbanyak skrining kesehatan kepada masyarakat, baik penyakit degeneratif maupun penyakit menular.
Ia mengatakan bahwa skrining sebagai upaya promotif dan preventif kesehatan jauh lebih efektif untuk menekan biaya kesehatan yang membengkak dengan upaya kuratif atau pengobatan.
"Kami akan lebih memasifkan skrining untuk mencegah penyakit, supaya tidak sakit, supaya biaya kesehatan kita tidak habis untuk (langkah, red.) kuratif. Jadi, biaya kesehatan lebih pada promotif dan preventif," katanya.
Apalagi, kata dia, biaya kesehatan tertinggi yang ditanggung negara selama ini adalah akibat penyakit degeneratif, khususnya gagal ginjal dan diabetes melitus yang kian hari justru penderitanya di usia yang semakin muda.
"Biaya kesehatan yang tertinggi itu untuk penyakit gagal ginjal dan yang karena disebabkan oleh diabetes melitus, dan sekarang usianya (penderita, red.) makin muda untuk diabetes melitus," kata Lucia.
Untuk mendukung skrining kesehatan masif yang merupakan salah satu program Presiden Prabowo Subianto itu, kata dia, tentunya setiap faskes akan semakin dilengkapi peralatan kesehatannya.*
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Dr. dr. Lucia Rizka Andalucia, di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan kegiatan memasifkan skrining kesehatan dilakukan di saat peringatan hari ulang tahun setiap penduduk.
"Kami akan 'launching' skrining (kesehatan, red) saat ulang tahun. Jadi, setiap warga negara pada saat ulang tahunnya akan diberikan notifikasi," katanya di sela peresmian operasional PT Beurer di Kawasan Industri Kendal (KIK).
Notifikasi yang dikirimkan melalui telepon seluler (ponsel) tersebut, intinya meminta kepada yang bersangkutan untuk melakukan skrining kesehatan di fasilitas layanan kesehatan terdekat.
"Notifikasi bahwa Anda hari ini diminta melakukan skrining di puskesmas, atau fasilitas kesehatan terdekat dari rumah Anda, ini rencananya seperti itu," katanya memberikan sedikit bocoran program tersebut.
Menurut dia, skrining kesehatan tersebut tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis, sebab pemerintah yang akan menanggung.
Diakuinya, Kemenkes melalui layanan faskes akan memperbanyak skrining kesehatan kepada masyarakat, baik penyakit degeneratif maupun penyakit menular.
Ia mengatakan bahwa skrining sebagai upaya promotif dan preventif kesehatan jauh lebih efektif untuk menekan biaya kesehatan yang membengkak dengan upaya kuratif atau pengobatan.
"Kami akan lebih memasifkan skrining untuk mencegah penyakit, supaya tidak sakit, supaya biaya kesehatan kita tidak habis untuk (langkah, red.) kuratif. Jadi, biaya kesehatan lebih pada promotif dan preventif," katanya.
Apalagi, kata dia, biaya kesehatan tertinggi yang ditanggung negara selama ini adalah akibat penyakit degeneratif, khususnya gagal ginjal dan diabetes melitus yang kian hari justru penderitanya di usia yang semakin muda.
"Biaya kesehatan yang tertinggi itu untuk penyakit gagal ginjal dan yang karena disebabkan oleh diabetes melitus, dan sekarang usianya (penderita, red.) makin muda untuk diabetes melitus," kata Lucia.
Untuk mendukung skrining kesehatan masif yang merupakan salah satu program Presiden Prabowo Subianto itu, kata dia, tentunya setiap faskes akan semakin dilengkapi peralatan kesehatannya.*