Semarang (ANTARA) - Komunitas Kakak Asuh Semarang memperkuat perannya dalam pendidikan karakter anak-anak melalui program kolaboratif bertajuk "Satu Cita".
Program ini digelar di TPQ Al Muttaqin, RT 07/RW 12, Semarang Utara pada Minggu (20/10/2024), dengan menggandeng Denok Kenang, ikon pariwisata Semarang, untuk menginspirasi anak-anak melalui kegiatan yang menggabungkan kearifan lokal dan pendidikan karakter.
Program "Satu Cita", yang diinisiasi oleh Divisi Public Relations Kakak Asuh Semarang, bertujuan memperkenalkan budaya dan sejarah kota Semarang kepada anak-anak usia sekolah dasar. Tema kali ini, "Satu Cita: Petualangan Budaya di Kota Semarang", memperkenalkan ikon-ikon bersejarah seperti Lawang Sewu, Kota Lama, dan Tugu Muda kepada adik-adik asuh.
"Melalui 'Satu Cita', kami ingin mengajak lebih banyak komunitas di Semarang untuk berkontribusi langsung dalam mendidik adik asuh, terutama dalam penguatan pendidikan karakter mereka," ujar Lingga, perwakilan Komunitas Kakak Asuh.
Dalam kolaborasi ini, Denok Kenang tidak hanya memperkenalkan diri sebagai duta pariwisata, tetapi juga aktif mengajar. Laura, perwakilan Denok Kenang, menyatakan harapannya agar anak-anak bisa lebih mencintai kotanya dan tumbuh sebagai generasi yang peduli terhadap pelestarian budaya serta sejarah.
Selain sesi motivasi tentang pentingnya memahami budaya lokal, kegiatan utama program ini adalah pembuatan mozaik bertema ikon dan kearifan lokal Kota Semarang. Aktivitas ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan motorik anak-anak sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal.
Kolaborasi ini melibatkan 20 anak asuh yang berpartisipasi dalam kegiatan edukatif yang menggabungkan pendidikan karakter dengan pelestarian budaya. Tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membekali anak-anak dengan keterampilan kreatif melalui pembuatan mozaik.
"Ke depannya, kami berharap lebih banyak komunitas bisa bergabung dalam 'Satu Cita', agar semakin banyak anak yang mendapatkan manfaat dari program ini. Ini adalah bukti nyata kerja sama untuk masa depan yang lebih baik," ujar Ivan, Ketua Kakak Asuh Semarang. ***
Program ini digelar di TPQ Al Muttaqin, RT 07/RW 12, Semarang Utara pada Minggu (20/10/2024), dengan menggandeng Denok Kenang, ikon pariwisata Semarang, untuk menginspirasi anak-anak melalui kegiatan yang menggabungkan kearifan lokal dan pendidikan karakter.
Program "Satu Cita", yang diinisiasi oleh Divisi Public Relations Kakak Asuh Semarang, bertujuan memperkenalkan budaya dan sejarah kota Semarang kepada anak-anak usia sekolah dasar. Tema kali ini, "Satu Cita: Petualangan Budaya di Kota Semarang", memperkenalkan ikon-ikon bersejarah seperti Lawang Sewu, Kota Lama, dan Tugu Muda kepada adik-adik asuh.
"Melalui 'Satu Cita', kami ingin mengajak lebih banyak komunitas di Semarang untuk berkontribusi langsung dalam mendidik adik asuh, terutama dalam penguatan pendidikan karakter mereka," ujar Lingga, perwakilan Komunitas Kakak Asuh.
Dalam kolaborasi ini, Denok Kenang tidak hanya memperkenalkan diri sebagai duta pariwisata, tetapi juga aktif mengajar. Laura, perwakilan Denok Kenang, menyatakan harapannya agar anak-anak bisa lebih mencintai kotanya dan tumbuh sebagai generasi yang peduli terhadap pelestarian budaya serta sejarah.
Selain sesi motivasi tentang pentingnya memahami budaya lokal, kegiatan utama program ini adalah pembuatan mozaik bertema ikon dan kearifan lokal Kota Semarang. Aktivitas ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan motorik anak-anak sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal.
Kolaborasi ini melibatkan 20 anak asuh yang berpartisipasi dalam kegiatan edukatif yang menggabungkan pendidikan karakter dengan pelestarian budaya. Tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membekali anak-anak dengan keterampilan kreatif melalui pembuatan mozaik.
"Ke depannya, kami berharap lebih banyak komunitas bisa bergabung dalam 'Satu Cita', agar semakin banyak anak yang mendapatkan manfaat dari program ini. Ini adalah bukti nyata kerja sama untuk masa depan yang lebih baik," ujar Ivan, Ketua Kakak Asuh Semarang. ***