Semarang (ANTARA) - Lima tahun transformasi BUMN, penambahan populasi mobil listrik di Indonesia kian meningkat secara signifikan sepanjang tahun 2024.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil listrik dari periodeJanuari hingga Agustus 2024 mencapai 23.045 unit, jauh lebih tinggi dibanding dengan penjualan mobil listrik di periode Januari hingga Desember 2023, yaitu sebanyak 17.062 unit.

Di wilayah DIY sendiri, dilansir dari Analisis Spasial Kecukupan Infrastruktur Pengisi Daya Kendaraan Listrik dan Peluang Ekspansinya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh MAPID, per April 2024 keberadaan Mobil Listrik telah mencapai lebih dari 700 unit.

Hal ini dikaitkan dengan adanya subsidi pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 tentang diskon Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yang berlaku sejak April 2023 dan adanya peningkatan jumlah pabrikan mobil listrik yang masuk ke Indonesia pada dua tahun terakhir.

Haryono (65), dosen sebuah kampus negeri di Yogyakarta merupakan salah satu pengguna kendaraan listrik yang melakukan pembelian pada 2024.

Pria yang ditemui ketika sedang mengecas kendaraannya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN UP3 Yogyakarta pada Rabu (25/9), baru genap 2 pekan beralih menggunakan mobil listrik tipe SUV. Ia mengaku tertarik pada kendaraan listrik karena teknologi yang ditawarkannya.

Haryono juga merasakan bahwa menggunakan mobil listrik menurutnya lebih irit dibanding mobil berbahan bakar minyak.

Ia membandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak, dengan satu kwh seharga Rp2.466 , Ia bisa menempuh jarak kurang lebih 20 KM, sedangkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak ia membutuhkan sekitar 2 liter bensin untuk menempuh jarak yang sama dengan tipe kendaraan yang sama.

“Sudah lama ingin menggunakan mobil listrik, dan ini merupakan pengalaman baru bagi saya, senang bisa merasakan teknologi canggih dari dunia transportasi. Dari pengeluaran untuk bahan bakar lebih irit karena dengan biaya sekitar 108 ribu saya bisa dapat daya listrik yang lumayan.  1 kwh bisa untuk kurang lebih 20 km, daripada Rp100 ribu buat bensin cuma dapat berapa kilometer?” Ujar Haryono.

Haryono juga menyambut baik banyaknya jumlah SPKLU di Yogyakarta, Ia juga menyebut dengan banyaknya SPKLU di Yogyakarta, akan memudahkan masyarakat pengguna kendaraan listrik. Ia pun bercerita bahwa di SPKLU Gedongkuning merupakan kali kedua baginya mengisi listrik untuk mobilnya.

“SPKLU di daerah Yogya cukup banyak ya, dan ini bagus. Di Ambarrukmo juga ada, tapi saya sudah sempat mengisi dua kali di tempat berbeda, di Sultan Agung dan sekarang ini di PLN Gedongkuning sini” tutur Haryono.

Dari data jumlah SPKLU yang ada di Aplikasi PLN Mobile, saat ini terdapat 2.069 SPKLU tersebar di seluruh Indonesia, dan 17 diantaranya berada di Provinsi DIY. SPKLU tersebut terdiri dari berbagai jenis port charging,  daya, juga kecepatan pengisian daya.

“Melalui aplikasi PLN Mobile, menurut saya isi daya jadi lebih mudah untuk tau lokasi. Penggunaanya juga enak dan gampang karena bisa lihat langsung harganya, lalu harus bayar dimana, dan juga durasi berapa lama kita harus isi daya buat mobil, itu sangat memudahkan pengguna SPKLU”, ungkap Haryono.

Haryono juga menyampaikan apresiasinya kepada PLN atas penyediaan SPKLU di Yogyakarta, Ia menyatakan fasilitas yang ia dapatkan cukup nyaman dan memadai. Haryono juga berharap, ke depan SPKLU semakin bertambah banyak dan fasilitas tambahan seperti kantin juga bisa sebagai pelengkap SPKLU.

“Ruang tunggunya sudah memadai, tapi kalau boleh usul, coba diadakan kantin agar kami menunggunya juga lebih nyaman,” tuturnya.

PLN UP3 Yogyakarta, sebagai pengelola distribusi tenaga listrik untuk Provinsi DIY, saat ini menyediakan delapan SPKLU yang masing-masing berada di setiap kantor ULP. Yaitu di ULP Yogyakarta Kota kapasitas daya 66 KW, ULP Wates kapasitas daya 100 KW, ULP Bantul kapasitas daya 66 KW, ULP Sedayu kapasitas daya 7,7 KW, ULP Sleman kapasitas daya 7,7 KW, ULP Wonosari kapasitas daya 7,7 KW, dan ULP Kalasan kapasitas daya 7,7 KW.

Selain di lingkungan Kantor PLN, PLN UP3 Yogyakarta juga menyediakan SPKLU di Gedung Agung dengan kapasitas daya 100 KW untuk lingkungan Gedung Agung, Hotel Royal Ambarrukmo kapasitas daya 100 KW, dan Riss Hotel kapasitas daya 2 x 22 KW.

Pundhi Nugrohojati, Manager PLN UP3 Yogyakarta mengatakan bahwa penyediaan SPKLU di Yogyakarta merupakan bentuk dukungan dari PLN dalam mensukseskan program pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Listrik.

“Ini merupakan komitmen PLN sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam pengelolaan ketenagalistrikan di Indonesia, dan sebagai upaya percepatan peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil menjadi energi listrik”, tutur Pundhi.

Sementara itu General Manger PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY menegaskan bahwa dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke mobil listrik, PLN senantiasa berupaya memperluas jaringan SPKLU guna mendukung perkembangan ekosistem kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.

Di Jawa Tengah dan DIY, para pengguna mobil listrik kini dapat menemukan SPKLU di berbagai lokasi utama, termasuk pusat perbelanjaan, rest area, hingga kawasan wisata, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengisi daya kendaraannya tanpa khawatir kehabisan baterai di tengah perjalanan.

“Kemudahan dalam menemukan SPKLU khususnya di wilayah Jawa Tengah dan DIY menjadi salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan penggunaan mobil listrik. PLN akan terus mengembangkan fasilitas pendukung kendaraan listrik di wilayah kerja kami sehingga pengguna kendaraan listrik dapat dengan mudah mengisi daya kendaraan mereka”, ungkap Soffin. ***

Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024