Solo (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 memudahkan mobilitas penumpang di Solo Raya melalui transportasi terintegrasi.
Manager Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan untuk di wilayah Daop 6, salah satu yang menerapkan transportasi terintegrasi yakni Stasiun Solo Balapan yang terhubung dengan Terminal Tirtonadi, KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, Commuter Line, dan Bus Batik Solo Trans (BST).
Selain itu, ada pula Stasiun Klaten yang terintegrasi dengan KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, dan Commuter Line. Selanjutnya Stasiun Purwosari yang terhubung dengan KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, KA Batara Kresna, Commuter Line, BST, dan Wisata Kereta Jaladara.
Selanjutnya, juga Stasiun Solo Jebres terkoneksi dengan KA Jarak Jauh, Commuter Line, dan Batik Solo Trans.
“Ada juga Bandara International Adi Soemarmo terintegrasi dengan KA Bandara BIAS dan penerbangan,” katanya.
Ia mengatakan stasiun terintegrasi dengan berbagai armada transportasi umum ini merupakan bagian dari inovasi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Ini selaras dengan tema HUT ke-79 KAI, yakni Safety and Sustainability. Daop 6 secara konsisten menciptakan akses ke transportasi umum lainnya secara aman, efisien, tetap menjaga lingkungan, dan mendukung kesejahteraan sosial ekonomi di berbagai daerah,” katanya.
Ia mengatakan stasiun terintegrasi hadir untuk mempermudah dan mempercepat masyarakat menuju tempat tujuannya serta memperkuat konektivitas antarwilayah.
“Selain itu, sistem stasiun terintegrasi ini menjadi bentuk dukungan Daop 6 dalam mewujudkan mobilitas yang ramah lingkungan dan inklusif,” katanya.
Sementara itu, dikatakannya, keberadaan stasiun terintegrasi ini sangat membantu penumpang di mana saat ini jumlah penumpang per hari stasiun-stasiun tersebut cukup tinggi.
“Stasiun Yogyakarta tercatat menjadi stasiun dengan jumlah paling tinggi dengan 15.545 orang/hari. Di samping itu, Stasiun Yogyakarta juga menjadi stasiun teramai dengan jumlah 268 KA/hari,” katanya.
Baca juga: KAI Purwokerto antisipasi 20 lokasi rawan gangguan alam
Manager Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan untuk di wilayah Daop 6, salah satu yang menerapkan transportasi terintegrasi yakni Stasiun Solo Balapan yang terhubung dengan Terminal Tirtonadi, KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, Commuter Line, dan Bus Batik Solo Trans (BST).
Selain itu, ada pula Stasiun Klaten yang terintegrasi dengan KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, dan Commuter Line. Selanjutnya Stasiun Purwosari yang terhubung dengan KA Jarak Jauh, KA Bandara BIAS, KA Batara Kresna, Commuter Line, BST, dan Wisata Kereta Jaladara.
Selanjutnya, juga Stasiun Solo Jebres terkoneksi dengan KA Jarak Jauh, Commuter Line, dan Batik Solo Trans.
“Ada juga Bandara International Adi Soemarmo terintegrasi dengan KA Bandara BIAS dan penerbangan,” katanya.
Ia mengatakan stasiun terintegrasi dengan berbagai armada transportasi umum ini merupakan bagian dari inovasi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Ini selaras dengan tema HUT ke-79 KAI, yakni Safety and Sustainability. Daop 6 secara konsisten menciptakan akses ke transportasi umum lainnya secara aman, efisien, tetap menjaga lingkungan, dan mendukung kesejahteraan sosial ekonomi di berbagai daerah,” katanya.
Ia mengatakan stasiun terintegrasi hadir untuk mempermudah dan mempercepat masyarakat menuju tempat tujuannya serta memperkuat konektivitas antarwilayah.
“Selain itu, sistem stasiun terintegrasi ini menjadi bentuk dukungan Daop 6 dalam mewujudkan mobilitas yang ramah lingkungan dan inklusif,” katanya.
Sementara itu, dikatakannya, keberadaan stasiun terintegrasi ini sangat membantu penumpang di mana saat ini jumlah penumpang per hari stasiun-stasiun tersebut cukup tinggi.
“Stasiun Yogyakarta tercatat menjadi stasiun dengan jumlah paling tinggi dengan 15.545 orang/hari. Di samping itu, Stasiun Yogyakarta juga menjadi stasiun teramai dengan jumlah 268 KA/hari,” katanya.
Baca juga: KAI Purwokerto antisipasi 20 lokasi rawan gangguan alam