Cilacap (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Cilacap Susilan memastikan produksi padi di Cilacap, Jawa Tengah, tidak terkendala oleh bencana kekeringan yang melanda sejumlah wilayah kabupaten itu pada musim kemarau 2024.
"Sebagian area tanaman padi memang kekeringan, tapi tidak terlalu banyak. Selama masih ada sumber air, tanaman padi itu masih bisa diselamatkan," kata Susilan di Cilacap, Jumat.
Bahkan, kata dia, pemerintah pusat telah memberikan bantuan berupa air untuk mengatasi area persawahan di Cilacap yang terancam kekeringan.
Selain itu, lanjut dia, sekitar satu pekan lalu hujan yang cukup lebat mengguyur wilayah Cilacap, sehingga tanaman padi yang sempat layu akibat kekeringan tersebut kembali segar hingga saat ini.
Menurut dia, area persawahan yang telah ditanami padi tersebut berada di Kecamatan Kawunganten, Bantarsari, dan sekitarnya.
"Kami telah mengupayakan menyemprotkan air ke tanaman padi tersebut dengan menggunakan tangki, namun malam harinya hujan cukup lebat, alhamdulillah tanamannya kembali segar," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan saat ini sebagian area persawahan di wilayah timur Cilacap telah selesai panen dan sebagian di antaranya sudah mulai persiapan olah tanam.
Sementara area persawahan di wilayah barat Cilacap, kata dia, sebagian besar sedang memasuki masa panen.
Menurut dia, hujan lebat yang sempat terjadi pada pekan lalu tidak sampai merobohkan atau merusak tanaman padi siap panen di wilayah barat Cilacap.
Disinggung mengenai produktivitas padi pada masa panen gadu di Cilacap, dia mengatakan berdasarkan laporan produktivitas padi di wilayah barat Cilacap hingga saat ini rata-rata masih mencapai di atas 7 ton per hektare.
"Itu berdasarkan laporan yang kami terima khususnya untuk wilayah Majenang dan Wanareja. Kalau wilayah timur memang sudah tidak ada yang panen, kalaupun ada hanya spot-spot saja," katanya.
Terkait dengan hal itu, Susilan optimistis produksi padi tetap berjalan optimal meskipun terjadi bencana kekeringan di sejumlah wilayah Cilacap.
Sebelumnya, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kabupaten Cilacap Budi Kuspriyatno memprediksi luas panen padi di Cilacap pada September 2024 mencapai 21.798 hektare.
"Dasarnya adalah angkat tanam dilakukan petani pada bulan Juni, sehingga panen pada September 2024," kata Budi Kuspriyatno di Cilacap, Selasa (27/8).
Ia mengharapkan masa panen padi yang masih akan berlangsung hingga bulan September dapat mendukung ketahanan pangan di Cilacap.
Sementara bagi petani yang telah selesai panen dan lahannya teraliri irigasi teknis diimbau untuk segera olah lahan sebagai persiapan menghadapi musim tanam pertama tahun 2024-2025.
Baca juga: Luas panen di Cilacap pada September capai 21.798 ha
"Sebagian area tanaman padi memang kekeringan, tapi tidak terlalu banyak. Selama masih ada sumber air, tanaman padi itu masih bisa diselamatkan," kata Susilan di Cilacap, Jumat.
Bahkan, kata dia, pemerintah pusat telah memberikan bantuan berupa air untuk mengatasi area persawahan di Cilacap yang terancam kekeringan.
Selain itu, lanjut dia, sekitar satu pekan lalu hujan yang cukup lebat mengguyur wilayah Cilacap, sehingga tanaman padi yang sempat layu akibat kekeringan tersebut kembali segar hingga saat ini.
Menurut dia, area persawahan yang telah ditanami padi tersebut berada di Kecamatan Kawunganten, Bantarsari, dan sekitarnya.
"Kami telah mengupayakan menyemprotkan air ke tanaman padi tersebut dengan menggunakan tangki, namun malam harinya hujan cukup lebat, alhamdulillah tanamannya kembali segar," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan saat ini sebagian area persawahan di wilayah timur Cilacap telah selesai panen dan sebagian di antaranya sudah mulai persiapan olah tanam.
Sementara area persawahan di wilayah barat Cilacap, kata dia, sebagian besar sedang memasuki masa panen.
Menurut dia, hujan lebat yang sempat terjadi pada pekan lalu tidak sampai merobohkan atau merusak tanaman padi siap panen di wilayah barat Cilacap.
Disinggung mengenai produktivitas padi pada masa panen gadu di Cilacap, dia mengatakan berdasarkan laporan produktivitas padi di wilayah barat Cilacap hingga saat ini rata-rata masih mencapai di atas 7 ton per hektare.
"Itu berdasarkan laporan yang kami terima khususnya untuk wilayah Majenang dan Wanareja. Kalau wilayah timur memang sudah tidak ada yang panen, kalaupun ada hanya spot-spot saja," katanya.
Terkait dengan hal itu, Susilan optimistis produksi padi tetap berjalan optimal meskipun terjadi bencana kekeringan di sejumlah wilayah Cilacap.
Sebelumnya, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kabupaten Cilacap Budi Kuspriyatno memprediksi luas panen padi di Cilacap pada September 2024 mencapai 21.798 hektare.
"Dasarnya adalah angkat tanam dilakukan petani pada bulan Juni, sehingga panen pada September 2024," kata Budi Kuspriyatno di Cilacap, Selasa (27/8).
Ia mengharapkan masa panen padi yang masih akan berlangsung hingga bulan September dapat mendukung ketahanan pangan di Cilacap.
Sementara bagi petani yang telah selesai panen dan lahannya teraliri irigasi teknis diimbau untuk segera olah lahan sebagai persiapan menghadapi musim tanam pertama tahun 2024-2025.
Baca juga: Luas panen di Cilacap pada September capai 21.798 ha