Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu terus berupaya mendorong UKM dan IKM menuju pasar internasional terus dilakukan. Salah satunya, ditunjukkan dengan komitmennya dalam mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui kegiatan Business Match yang digelar di sebuah hotel di Semarang, Rabu (18/9).
Pada acara yang mengusung tema Membangun Jaringan dan Kolaborasi dalam Industri ini pihaknya memfasilitasi pelaku usaha lokal agar mampu bersaing di pasar internasional. Mbak Ita, sapaan akrab wali kota dalam sambutannya menekankan pentingnya optimalisasi penggunaan e-katalog bagi produk lokal.
“Sebenarnya UMKM kita sudah hebat, tinggal kita optimalkan jaringan komersilnya. Saya telah meminta agar semua produk lokal mulai menggunakan e-katalog, karena ini dapat menjangkau seluruh Indonesia,” katanya.
Tak hanya itu, dirinya juga mendorong produk-produk UKM dan IKM untuk melengkapi etalase katalog dan mengembangkan usaha ramah lingkungan.
Dengan pengadaan e-katalog dan upaya kolaborasi ini, Mbak Ita berharap dapat semakin menggenjot potensi UKM IKM Kota Semarang. Melalui peningkatan UKM IKM pihaknya berharap dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya dalam sektor UKM dan IKM, serta membuka peluang pasar yang lebih luas. Diharapkan, melalui langkah-langkah ini, produk lokal tidak hanya dapat menembus pasar domestik tetapi juga go international.
Mbak Ita menegaskan Pemkot Semarang harus lebih aktif mendorong digitalisasi, terutama melalui penggunaan e-katalog. E-katalog diharapkan dapat menjangkau seluruh Indonesia dan mempermudah akses pelaku IKM ke pasar pemerintah daerah serta BUMN. "E-katalog bukan hanya untuk konstruksi, tetapi juga untuk semua sektor, termasuk makanan dan konveksi," tambahnya.
Mbak Ita juga mengusulkan agar setiap izin untuk hotel atau retail mencakup area khusus bagi IKM lokal. Langkah ini bertujuan untuk membantu pelaku IKM meningkatkan kualitas produk mereka dan mendapatkan sertifikasi SNI. Dirinya memberi contoh keberhasilan batik Semarang yang kini diakui secara nasional berkat keberlanjutan dan inovasi.
Melalui kolaborasi lintas kementerian, pihaknya berharap pelaku IKM di kota Semarang dapat terus berinovasi dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi kota serta kabupaten di seluruh Indonesia.
"Mari kita dukung dan kembangkan potensi IKM ini agar bisa menjadi pondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Agustina Wilujeng, Wakil Ketua Komisi X DPR RI mengungkapkan kerja sama antara Pemkot, BUMN, dan BUMD sangat diperlukan untuk mengkurasi produk UMKM. Produk yang akan dikurasi meliputi kemasan menarik, ramah lingkungan, makanan, dan konveksi. Dengan pengkurasian ini, diharapkan produk UMKM dapat memenuhi standar SNI dan bersaing di tingkat internasional.
Lebih lanjut, dirinya juga menyoroti tren produk yang diminati pasar global, seperti produk olahan gluten-free yang menggunakan bahan organik dan kemasan menarik. “Kita perlu fokus pada produk-produk ini agar UMKM kita bisa bersaing di pasar yang lebih besar,” tegasnya.
Dirinya menambahkan bahwa banyak produk UMKM yang sebenarnya sudah siap diekspor, namun menghadapi tantangan dalam hal keberlanjutan pesanan. Ia mengusulkan agar Pemkot Semarang melakukan kunjungan ke negara-negara yang potensial untuk membangun kerja sama dengan industri grosir, guna menciptakan saluran distribusi yang lebih berkelanjutan.
Pada acara yang mengusung tema Membangun Jaringan dan Kolaborasi dalam Industri ini pihaknya memfasilitasi pelaku usaha lokal agar mampu bersaing di pasar internasional. Mbak Ita, sapaan akrab wali kota dalam sambutannya menekankan pentingnya optimalisasi penggunaan e-katalog bagi produk lokal.
“Sebenarnya UMKM kita sudah hebat, tinggal kita optimalkan jaringan komersilnya. Saya telah meminta agar semua produk lokal mulai menggunakan e-katalog, karena ini dapat menjangkau seluruh Indonesia,” katanya.
Tak hanya itu, dirinya juga mendorong produk-produk UKM dan IKM untuk melengkapi etalase katalog dan mengembangkan usaha ramah lingkungan.
Dengan pengadaan e-katalog dan upaya kolaborasi ini, Mbak Ita berharap dapat semakin menggenjot potensi UKM IKM Kota Semarang. Melalui peningkatan UKM IKM pihaknya berharap dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya dalam sektor UKM dan IKM, serta membuka peluang pasar yang lebih luas. Diharapkan, melalui langkah-langkah ini, produk lokal tidak hanya dapat menembus pasar domestik tetapi juga go international.
Mbak Ita menegaskan Pemkot Semarang harus lebih aktif mendorong digitalisasi, terutama melalui penggunaan e-katalog. E-katalog diharapkan dapat menjangkau seluruh Indonesia dan mempermudah akses pelaku IKM ke pasar pemerintah daerah serta BUMN. "E-katalog bukan hanya untuk konstruksi, tetapi juga untuk semua sektor, termasuk makanan dan konveksi," tambahnya.
Mbak Ita juga mengusulkan agar setiap izin untuk hotel atau retail mencakup area khusus bagi IKM lokal. Langkah ini bertujuan untuk membantu pelaku IKM meningkatkan kualitas produk mereka dan mendapatkan sertifikasi SNI. Dirinya memberi contoh keberhasilan batik Semarang yang kini diakui secara nasional berkat keberlanjutan dan inovasi.
Melalui kolaborasi lintas kementerian, pihaknya berharap pelaku IKM di kota Semarang dapat terus berinovasi dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi kota serta kabupaten di seluruh Indonesia.
"Mari kita dukung dan kembangkan potensi IKM ini agar bisa menjadi pondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Agustina Wilujeng, Wakil Ketua Komisi X DPR RI mengungkapkan kerja sama antara Pemkot, BUMN, dan BUMD sangat diperlukan untuk mengkurasi produk UMKM. Produk yang akan dikurasi meliputi kemasan menarik, ramah lingkungan, makanan, dan konveksi. Dengan pengkurasian ini, diharapkan produk UMKM dapat memenuhi standar SNI dan bersaing di tingkat internasional.
Lebih lanjut, dirinya juga menyoroti tren produk yang diminati pasar global, seperti produk olahan gluten-free yang menggunakan bahan organik dan kemasan menarik. “Kita perlu fokus pada produk-produk ini agar UMKM kita bisa bersaing di pasar yang lebih besar,” tegasnya.
Dirinya menambahkan bahwa banyak produk UMKM yang sebenarnya sudah siap diekspor, namun menghadapi tantangan dalam hal keberlanjutan pesanan. Ia mengusulkan agar Pemkot Semarang melakukan kunjungan ke negara-negara yang potensial untuk membangun kerja sama dengan industri grosir, guna menciptakan saluran distribusi yang lebih berkelanjutan.