Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto optimistis pertumbuhan ekonomi di wilayah Banyumas Raya yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah, pada tahun 2024 tetap positif.

"Hal itu berkaca dari pertumbuhan ekonomi Banyumas Raya pada tahun 2023, khususnya Kabupaten Banyumas dan Cilacap yang lebih tinggi dari Jawa Tengah maupun nasional," kata Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny di Purwokerto, Banyumas, Minggu.

Dalam hal ini, kata dia, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 di Banyumas sebesar 5,4 persen dan Cilacap 5,34 persen, sedangkan di Jawa Tengah sebesar 4,98 persen dan nasional 5,31 persen.

Dia mengatakan optimisme tersebut didasari oleh produk domestik regional bruto (PDRB) dan ekspor wilayah Banyumas Raya terus tumbuh terutama dari lapangan usaha industri pengolahan.

"Berdasarkan proporsi PDRB, sektor unggulan di wilayah Banyumas Raya adalah industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan. Seluruh kabupaten di wilayah Banyumas Raya memiliki proporsi terbanyak pada sektor industri pengolahan, kecuali Banjarnegara yang lebih dominan pada sektor pertanian," katanya.

Dia mengatakan proporsi sektor industri pengolahan terhadap PDRB di Cilacap sebesar 34 persen, Purbalingga sebesar 28 persen, Banyumas sebesar 34 persen, dan Banjarnegara sebesar 29 persen.

Sementara untuk proporsi sektor pertanian terhadap PDRB di Banjarnegara sebesar 29 persen, Purbalingga sebesar 26 persen, Cilacap sebesar 14 persen, dan Banyumas sebesar 12 persen,

Terkait dengan ekspor dari wilayah Banyumas Raya khususnya Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Christoveny mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas unggulan Banyumas pada tahun 2023 berupa kayu olahan dengan nilai ekspor mencapai 32,82 juta dolar Amerika Serikat (AS), minyak atsiri dengan nilai ekspor 28,62 juta dolar AS, dan gula kelapa dengan nilai ekspor 19,64 juta dolar AS.

"Komoditas unggulan Cilacap pada tahun 2023 berupa migas dengan nilai ekspor 585,6 juta dolar AS, cement clincer dengan nilai ekspor 117,10 juta dolar AS, udang beku dengan nilai ekspor 5,16 juta dolar AS, barecore dengan nilai ekspor 4,68 juta dolar AS, dan ikan beku dengan nilai ekspor 3,94 juta dolar AS," katanya.

Terkait dengan kinerja ekspor kontak penghubung pada tahun 2024, dia mengatakan kontak penghubung yang memproduksi minyak atsiri mengalami peningkatan dari kapasitas produksi jika dibandingkan periode yang sama pada awal tahun 2023 yang masih terdampak konflik perang dan tensi geopolitik.

Sementara kontak penghubung yang memproduksi gula kelapa, kata dia, mencatatkan kenaikan penjualan pada semester pertama tahun 2024 sebesar 45 persen jika dibandingkan posisi semester pertama 2023.

"Beberapa kendala utama yang dihadapi adalah terkait ketersediaan pasokan bahan baku, dan isu petani yang semakin sedikit.

Selanjutnya, kata dia, kontak penghubung yang memproduksi udang beku
juga mengalami pemulihan tingkat penjualan dibandingkan tahun 2023, di mana posisi penjualan pada semester pertama tahun 2024 mengalami peningkatan 19,63 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

"Dengan melihat perkembangan yang ada, kami optimistis pertumbuhan ekonomi Banyumas Raya khususnya Kabupaten Banyumas dan Cilacap tetap tumbuh positif," kata Christoveny.

Baca juga: BI Purwokerto fasilitasi pelaku UMKM peroleh sertifikasi halal

 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024