Purwokerto (ANTARA) - Rektor Telkom University Prof Dr Adiwijaya mengatakan Institut Teknologi Telkom (ITT) Purwokerto secara resmi telah menyatukan diri dengan Telkom University sejak tanggal 3 September 2024.
"Saat ini Telkom University punya tiga kampus cabang di tiga kota yang berbeda, Jakarta, Surabaya, dan Purwokerto. Hari ini, kami menerima mahasiswa baru sebanyak 1.217 mahasiswa baru untuk Telkom University Purwokerto," kata Prof Adiwijaya usai Soft Launching dan Pengukuhan Mahasiswa Baru Telkom University Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan secara keseluruhan, jumlah mahasiswa baru Telkom University mencapai 12 ribu orang yang tersebar di kampus pusat Bandung maupun tiga kampus cabang.
Dengan adanya perubahan ITT Purwokerto menjadi Telkom University Purwokerto, kata dia, secara tata kelola menjadi bagian dari Telkom University yang berkantor pusat di Bandung.
"Artinya, secara standar quality assurance (jaminan kualitas) itu adalah sudah sama dengan selayaknya kampus yang unggul, kita (Telkom University, red.) sudah terakreditasi Unggul," katanya.
Dengan demikian, kata dia, dalam standar jaminan kualitas dan sebagainya di Telkom University Purwokerto akan berorientasi sama dengan kampus pusat.
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini Telkom University memiliki 7 fakultas, sedangkan Direktorat Telkom University Purwokerto selevel fakultas.
"Jadi, dia merupakan unit pengelola program studi. Sebanyak 14 program studi di sini (Telkom University Purwokerto, red.) langsung di bawah kendali direktur kampus, itu adalah salah satunya selevel fakultas yang ada di kampus pusat," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, mahasiswa yang wisuda pada tahun akademik 2024-2025 akan menjadi lulusan Telkom University, sedangkan yang wisuda pada tahun akademik 2023-2024 masih sebagai lulusan ITT Purwokerto.
Kendati sebagai lulusan ITT Purwokerto, dia mengatakan masyarakat menyadari bahwa ITT Purwokerto dan Telkom University berada dalam satu yayasan di mana Telkom University merupakan induk dari seluruh ITT yang ada saat ini.
"Dan saat ini sudah bersatu, insyaallah semuanya akan well known bahwa teman-teman yang lulusan Institut Teknologi Telkom Purwokerto sebelumnya itu akan bergabung ke dalam Forum Alumni Universitas Telkom," kata Prof Adiwijaya menjelaskan.
Sementara itu, Direktur Telkom University Purwokerto Dr Tenia Wahyuningrum mengatakan dengan bergabungnya Telkom University Purwokerto ke dalam Telkom University akan membuka peluang kolaborasi dengan kampus Bandung, Jakarta, dan Surabaya.
Menurut dia, kolaborasi tersebut dapat dilakukan dalam bidang akademik, riset, dan kemahasiswaan.
"Insyaallah akan kita kembangkan lagi peluang-peluang ini, kalau kita target untuk menjadi entrepreneur university," kata dia yang sebelumnya menjabat Rektor ITT Purwokerto.
Dia mengakui dengan bergabungnya Telkom University Purwokerto ke dalam Telkom University memungkinkan program studi yang sebelumnya baru diselenggarakan di kampus pusat Bandung akan dibuka di kampus cabang Purwokerto.
"Atau sebaliknya, di Bandung itu 'kan belum ada Teknologi Pangan, nah di sini sudah ada. Padahal yang namanya kampus cabang harus menginduk kampus utamanya, nanti di Bandung justru akan dibuka Prodi S1 Teknologi Pangan," katanya.
"Saat ini Telkom University punya tiga kampus cabang di tiga kota yang berbeda, Jakarta, Surabaya, dan Purwokerto. Hari ini, kami menerima mahasiswa baru sebanyak 1.217 mahasiswa baru untuk Telkom University Purwokerto," kata Prof Adiwijaya usai Soft Launching dan Pengukuhan Mahasiswa Baru Telkom University Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan secara keseluruhan, jumlah mahasiswa baru Telkom University mencapai 12 ribu orang yang tersebar di kampus pusat Bandung maupun tiga kampus cabang.
Dengan adanya perubahan ITT Purwokerto menjadi Telkom University Purwokerto, kata dia, secara tata kelola menjadi bagian dari Telkom University yang berkantor pusat di Bandung.
"Artinya, secara standar quality assurance (jaminan kualitas) itu adalah sudah sama dengan selayaknya kampus yang unggul, kita (Telkom University, red.) sudah terakreditasi Unggul," katanya.
Dengan demikian, kata dia, dalam standar jaminan kualitas dan sebagainya di Telkom University Purwokerto akan berorientasi sama dengan kampus pusat.
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini Telkom University memiliki 7 fakultas, sedangkan Direktorat Telkom University Purwokerto selevel fakultas.
"Jadi, dia merupakan unit pengelola program studi. Sebanyak 14 program studi di sini (Telkom University Purwokerto, red.) langsung di bawah kendali direktur kampus, itu adalah salah satunya selevel fakultas yang ada di kampus pusat," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, mahasiswa yang wisuda pada tahun akademik 2024-2025 akan menjadi lulusan Telkom University, sedangkan yang wisuda pada tahun akademik 2023-2024 masih sebagai lulusan ITT Purwokerto.
Kendati sebagai lulusan ITT Purwokerto, dia mengatakan masyarakat menyadari bahwa ITT Purwokerto dan Telkom University berada dalam satu yayasan di mana Telkom University merupakan induk dari seluruh ITT yang ada saat ini.
"Dan saat ini sudah bersatu, insyaallah semuanya akan well known bahwa teman-teman yang lulusan Institut Teknologi Telkom Purwokerto sebelumnya itu akan bergabung ke dalam Forum Alumni Universitas Telkom," kata Prof Adiwijaya menjelaskan.
Sementara itu, Direktur Telkom University Purwokerto Dr Tenia Wahyuningrum mengatakan dengan bergabungnya Telkom University Purwokerto ke dalam Telkom University akan membuka peluang kolaborasi dengan kampus Bandung, Jakarta, dan Surabaya.
Menurut dia, kolaborasi tersebut dapat dilakukan dalam bidang akademik, riset, dan kemahasiswaan.
"Insyaallah akan kita kembangkan lagi peluang-peluang ini, kalau kita target untuk menjadi entrepreneur university," kata dia yang sebelumnya menjabat Rektor ITT Purwokerto.
Dia mengakui dengan bergabungnya Telkom University Purwokerto ke dalam Telkom University memungkinkan program studi yang sebelumnya baru diselenggarakan di kampus pusat Bandung akan dibuka di kampus cabang Purwokerto.
"Atau sebaliknya, di Bandung itu 'kan belum ada Teknologi Pangan, nah di sini sudah ada. Padahal yang namanya kampus cabang harus menginduk kampus utamanya, nanti di Bandung justru akan dibuka Prodi S1 Teknologi Pangan," katanya.