Semarang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Jawa Tengah menargetkan capaian imunisasi dasar lengkap hingga akhir tahun ini mencapai 95 persen, salah satunya dengan mengoptimalkan kegiatan itu pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar di Semarang, Rabu, menyebutkan imunisasi dasar lengkap hingga Juli 2024 mencapai 40 persen.

"Imunisasi dasar lengkap capaiannya masih 40 persen. Sementara, harusnya bulan ini 50 persen. Maka harus ada imunisasi ngejar, jadi harus mengejar target (95 persen, red.)," katanya.

Dia mengatakan hal tersebut saat peluncuran BIAS, Imunisasi Kejar, dan Population Clock di Wisma Perdamaian Kota Semarang.

Ia menjelaskan imunisasi tersebut akan menyasar anak di sekolah dasar (SD) di wilayah Jateng untuk kelas 1, 2, 5, dan 6.

Beberapa imunisasi yang diberikan, di antaranya Diphteria Tetanus (DT), Tetanus Diphteria (TD), Measles Rubella (MR), dan Human Papiloma Virus (HPV).

"Kalau imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks dengan sasaran prioritas yang telah ditetapkan, ini baru tahun kedua dilakukan. Imunisasi HPV harganya cukup mahal dan efektif mencegah kanker serviks, masyarakat diharapkan bisa memanfaatkan," katanya.

Dia menjelaskan BIAS menjadi cara Dinkes Jateng mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya imunisasi, sebab ada beberapa penyakit yang bisa dicegah lewat imunisasi, seperti polio dan tuberkulosis (TBC).

"BIAS menjadi upaya kami untuk mengedukasi masyarakat berkaitan dengan imunisasi sebetulnya bisa mencegah penyakit. Harapannya kalau di imunisasi dia (anak-anak, red.) tidak kena penyakit. Contohnya polio dan TB," katanya.

Ketua Tim Penggerak PKK Jateng Shinta Nana Sudjana mengatakan perlunya dukungan dan fasilitas dari berbagai pihak agar program imunisasi bisa berjalan dengan baik.

Ia menegaskan TP PKK Jateng mendukung penuh program-program untuk kesehatan masyarakat sejak dini.

"TP PKK Jateng siap mendukung setiap upaya menyehatkan anak melalui program imunisasi dan inovasi Population Clock. PKK kabupaten/kota di Jateng bisa dilibatkan agar bisa memberikan dukungan dalam menyukseskan program imunisasi," katanya.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan bahwa tema Population Clock diangkat agar masyarakat bisa tahu, setidaknya jumlah penduduk.

Jika masyarakat sudah tahu, kata dia, isu selanjutnya bisa masuk seperti isu pendidikan, kesehatan, dan stunting.

"Ketika masyarakat, termasuk pemerintah, mulai peduli dengan isu kependudukan, merencanakan pembangunan di daerah masing-masing, maka kependudukan menjadi tema utamanya," katanya.

Baca juga: Jateng luncurkan Population Clock

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024