Semarang (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Cipta Karya Jawa Tengah (Jateng) mengaplikasikan teknologi kecerdasan buatan yang memudahkan mekanisme pencarian dana proyek bagi para penyedia jasa.
Sekretaris Dinas PU Bina Marga Cipta Karya Jateng Ali Huda, di Semarang, Rabu, mengatakan melalui aplikasi "Rampung Bayar" tersebut mekanisme pembayaran pekerjaan oleh penyedia jasa konstruksi bisa lebih efisien dan efektif.
"Efisiensi proses manual dalam pencairan dana yang sebelumnya dilakukan bisa mencapai 75 persen," katanya.
Selain itu, kata dia lagi, kesalahan penulisan dokumen bisa ditekan, serta meminimalisasi pertemuan tatap muka antara pemberi kerja dan penyedia jasa.
Ia menjelaskan sistem manual salam proses verifikasi yang berlaku sebelumnya berpotensi menimbulkan banyak permasalahan.
Efisiensi pelayanan penagihan pembayaran yang sebelumnya 21 hari, kata dia lagi, bisa dihemat menjadi lima hari.
Melalui sistem digital, ujar dia, penyedia jasa yang berdomisili di daerah yang jauh juga sangat dimudahkan.
"Misalnya penyedia jasa dari Cilacap, tidak perlu bolak-balik menempuh jarak yang jauh kalau ada kesalahan," katanya pula.
Kecerdasan buatan dalam aplikasi "Rampung Bayar", kata dia, juga bisa mengingatkan tentang pencairan pembayaran yang akan atau sudah jatuh tempo, sehingga tidak berdampak terhadap penyerapan anggaran.
Dia menambahkan digitalisasi sistem keuangan ini juga mampu menekan penggunaan sampah kertas.
"Kecerdasan buatan mampu membaca dokumen yang diunggah oleh penyedia jasa secara akurat," katanya lagi.
Baca juga: Hadirkan produk kontruksi berkualitas, Politeknik PU Semarang gelar seminar nasional
Sekretaris Dinas PU Bina Marga Cipta Karya Jateng Ali Huda, di Semarang, Rabu, mengatakan melalui aplikasi "Rampung Bayar" tersebut mekanisme pembayaran pekerjaan oleh penyedia jasa konstruksi bisa lebih efisien dan efektif.
"Efisiensi proses manual dalam pencairan dana yang sebelumnya dilakukan bisa mencapai 75 persen," katanya.
Selain itu, kata dia lagi, kesalahan penulisan dokumen bisa ditekan, serta meminimalisasi pertemuan tatap muka antara pemberi kerja dan penyedia jasa.
Ia menjelaskan sistem manual salam proses verifikasi yang berlaku sebelumnya berpotensi menimbulkan banyak permasalahan.
Efisiensi pelayanan penagihan pembayaran yang sebelumnya 21 hari, kata dia lagi, bisa dihemat menjadi lima hari.
Melalui sistem digital, ujar dia, penyedia jasa yang berdomisili di daerah yang jauh juga sangat dimudahkan.
"Misalnya penyedia jasa dari Cilacap, tidak perlu bolak-balik menempuh jarak yang jauh kalau ada kesalahan," katanya pula.
Kecerdasan buatan dalam aplikasi "Rampung Bayar", kata dia, juga bisa mengingatkan tentang pencairan pembayaran yang akan atau sudah jatuh tempo, sehingga tidak berdampak terhadap penyerapan anggaran.
Dia menambahkan digitalisasi sistem keuangan ini juga mampu menekan penggunaan sampah kertas.
"Kecerdasan buatan mampu membaca dokumen yang diunggah oleh penyedia jasa secara akurat," katanya lagi.
Baca juga: Hadirkan produk kontruksi berkualitas, Politeknik PU Semarang gelar seminar nasional