Magelang (ANTARA) - Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini berkolaborasi dengan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) mengembangkan bola kognitif untuk meningkatkan kemampuan berekplorasi disabilitas.
Ketuai Tim Peneliti Lilis Madyawati di Magelang, Senin, menyampaikan melalui pendanaan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), tim menginisiasi media bahan alam untuk disabilitas yang pelaksanaannya saat ini memasuki tahun kedua.
Menurut dia, anak disabilitas tidak boleh termarginalkan dan diasingkan.
"Anak penyandang disabilitas perlu juga diperlakukan sebagaimana anak reguler lainnya. Sayangnya, ketika anak disabilitas perlu bereksplorasi menyeimbangkan tumbuh kembangnya, media kegiatan main yang mudah didapat masih sangat langka. Inilah yang menjadi keprihatinan tim peneliti," katanya.
Ia menyampaikan bahwa bahan alam dapat menjadi upaya kepedulian untuk mengangkat pendidikan inklusi.
"Proses pengembangan dan uji coba telah dilakukan selama satu tahun dan akhirnya disosialisasikan pada 1 Juli 2024. Upaya inovatif ini menghasilkan di antaranya bola kognitif untuk motorik halus dan koordinasi mata tangan pada anak disabilitas," katanya.
Adapun hasil riset tersebut, menjadi media untuk mengasah kognitif disabilitas yang terbuat dari bahan berbasis alam dengan tampilan warna-warni.
"Media berbentuk bola ini mampu mengasah kognitif dengan aneka bentuk pola geometri yang dapat dipasangkan di setiap lubang geometri. Dapat pula divariasikan dengan angka maupun bilangan," katanya.
Baca juga: Ada "Nikah Bareng Meriah" di Unimma
Ketuai Tim Peneliti Lilis Madyawati di Magelang, Senin, menyampaikan melalui pendanaan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), tim menginisiasi media bahan alam untuk disabilitas yang pelaksanaannya saat ini memasuki tahun kedua.
Menurut dia, anak disabilitas tidak boleh termarginalkan dan diasingkan.
"Anak penyandang disabilitas perlu juga diperlakukan sebagaimana anak reguler lainnya. Sayangnya, ketika anak disabilitas perlu bereksplorasi menyeimbangkan tumbuh kembangnya, media kegiatan main yang mudah didapat masih sangat langka. Inilah yang menjadi keprihatinan tim peneliti," katanya.
Ia menyampaikan bahwa bahan alam dapat menjadi upaya kepedulian untuk mengangkat pendidikan inklusi.
"Proses pengembangan dan uji coba telah dilakukan selama satu tahun dan akhirnya disosialisasikan pada 1 Juli 2024. Upaya inovatif ini menghasilkan di antaranya bola kognitif untuk motorik halus dan koordinasi mata tangan pada anak disabilitas," katanya.
Adapun hasil riset tersebut, menjadi media untuk mengasah kognitif disabilitas yang terbuat dari bahan berbasis alam dengan tampilan warna-warni.
"Media berbentuk bola ini mampu mengasah kognitif dengan aneka bentuk pola geometri yang dapat dipasangkan di setiap lubang geometri. Dapat pula divariasikan dengan angka maupun bilangan," katanya.
Baca juga: Ada "Nikah Bareng Meriah" di Unimma