Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menjadikan Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pedurungan sebagai proyek percontohan sekolah sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan lingkungan satuan pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto di Semarang, Jumat, mengatakan pihaknya telah mencanangkan Gerakan Sekolah Sehat.

Dia menjelaskan Gerakan Sekolah Sehat suatu proyek untuk meningkatkan derajat kesehatan para pelajar di Kota Semarang.

"Gerakan Sekolah Sehat (GSS) ini merupakan inisiatif penting guna meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan lingkungan satuan pendidikan," katanya.

Melalui Gerakan Sekolah Sehat, dia mengharapkan, dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warga sekolah.

Ia menjelaskan TK Negeri Pedurungan ditunjuk sebagai sekolah pelopor penerapan Gerakan Sekolah Sehat yang tidak hanya untuk level kota, namun juga menjadi menjadi sekolah percontohan yang mengimplementasikan pola hidup sehat tingkat Provinsi Jawa Tengah.

"Melalui GSS ini, kami tanamkan nilai hidup sehat sejak dini kepada generasi penerus yang akan menjadi pilar kemajuan Indonesia mendatang," katanya.

Bambang menjelaskan setidaknya ada lima pilar yang menjadi perhatian pemerintah dalam penerapan sekolah sehat, yakni sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa, dan sehat lingkungan.

"Yang namanya kecerdasan, sehat mental, fisik dan lain-lain ini kan harus dibentuk dari kecil, Saat ini kan banyak anak yang over gula, nah ini mulai diedukasi supaya nanti mereka bisa menjadi terbiasa untuk pola hidup sehat," katanya.

Jadi, kata dia, ke depannya mereka saat dewasa bisa menjadi manusia yang sehat dan terbiasa dengan pola makan dan hidup secara sehat.

Terkait penerapan lima pilar tersebut, ia mengaku Disdik Kota Semarang tidak bisa berdiri sendiri, misalnya lokasi TK Negeri Pedurungan yang berdekatan dengan tempat pembuangan sampah (TPS).

Untuk menciptakan pilar sehat lingkungan di sekolah tersebut, kata dia, membutuhkan peran dari pemangku kepentingan terkait, seperti kelurahan, kecamatan, dan Dinas Lingkungan Hidup.

Melalui kerja bareng semacam itu, kata dia, maka dampak keberadaan TPS bisa diminimalisasi dengan harapan tidak sampai mengganggu aktivitas belajar mengajar.

"Modelnya ada di TK Negeri Pedurungan, nanti bisa direplikasi ke sekolah-sekolah lain, baik SD maupun SMP. Harapannya, tahun ini bisa sebanyak-banyaknya (sekolah menerapkan GSS). Sebenarnya sudah ada embrio, seperti di SD dan SMP, sudah ada embrio Sekolah Sehat, nanti tinggal diimprovisasi," katanya.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan dalam beberapa waktu terakhir melihat adanya peningkatan kasus diabetes hingga ginjal pada anak.

Penyakit tersebut, kata dia, disebabkan oleh pola hidup tidak sehat, termasuk konsumsi gula berlebih, makanan ultra-proses, kemasan, dan cepat saji.

Ita, sapaan akrab Hevearita itu, mengatakan kondisi tersebut menjadi pengingat dan pendorong bagi semua pihak untuk kembali pada pola makan seimbang, menjaga higienitas, serta mengurangi konsumsi makanan tidak sehat.

"Termasuk melalui GSS ini harapannya dapat mengedukasi dan menanamkan pola hidup sehat sejak dini kepada para siswa, siswi, keluarga dan lingkungan sekolah," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024