Semarang (ANTARA) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Moderasi Beragama (KKN-MB) Posko 33 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang ikut menyemarakkan "Gebyar 10 Program Pokok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)" di Lapangan Kecamatan Genuk, Semarang, pada Minggu (7/7/2024).
Acara tersebut menjadi momen penting bagi pemberdayaan masyarakat dan mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita.
Dalam sambutannya, Mbak Ita menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang turut serta dalam kesuksesan acara ini. Didukung oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) serta anggota PKK Kecamatan Genuk, acara ini berhasil menghadirkan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kegiatan dimulai dengan semangat tinggi melalui senam pagi yang diikuti oleh banyak peserta dari berbagai kalangan. Acara ini tidak hanya menawarkan kesempatan untuk berolahraga tetapi juga sebagai momentum untuk mempererat tali persaudaraan di antara warga yang hadir.
Bazar UMKM menjadi salah satu sorotan utama dengan gerai-gerai yang memajang ragam produk lokal, mulai dari makanan khas Semarang seperti lumpia dan tahu gimbal, hingga jajanan tradisional seperti gethuk, kelepon, dan cenil. Tidak ketinggalan pula, terdapat berbagai macam kerajinan tangan yang memperkaya estetika dan kearifan lokal, seperti batik, anyaman bambu, dan aksesoris dari bahan daur ulang.
Urban farming, sebagai inisiatif yang dicanangkan oleh Mbak Ita, juga menjadi daya tarik tersendiri dengan pameran hasil pertanian perkotaan yang dihasilkan langsung oleh komunitas setempat. Tanaman sayuran organik, buah-buahan lokal, dan tanaman hias menarik perhatian pengunjung yang ingin mendukung gaya hidup berkelanjutan dan pangan lokal.
Selain bazar dan urban farming, acara tersebut juga menggelar berbagai kegiatan edukatif dan hiburan untuk seluruh keluarga. Lomba memasak yang diikuti oleh ibu-ibu PKK dari berbagai kelurahan di Kecamatan Genuk tidak hanya menunjukkan keahlian kuliner mereka tetapi juga mempromosikan aneka resep tradisional yang turun-temurun.
Di samping itu, lomba mewarnai untuk anak-anak menjadi ruang kreativitas bagi generasi muda untuk mengekspresikan imajinasi mereka. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan nilai tambah dalam pengembangan bakat dan keahlian anak-anak.
Di tengah gemerlap acara, Nila, perwakilan PKK Sembungharjo, dengan bangga memperkenalkan produk unggulan mereka seperti jamu tradisional, makanan ringan unthuk yuyu, wingko babat aloe vera, dan olahan bumbu rendang siap pakai yang menggugah selera.
Produk-produk ini bukan hanya mencerminkan kekayaan budaya lokal tetapi juga menggambarkan potensi ekonomi yang besar dalam skala komunitas.
Penutupan acara dihiasi dengan penampilan enerjik dari band lokal yang membawakan lagu-lagu inspiratif, menciptakan suasana kebersamaan dan optimisme untuk masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Semarang. Musik yang mengalun meramaikan suasana malam, menandai kesuksesan acara yang telah mempersatukan berbagai kalangan dan mempromosikan semangat gotong royong serta kebanggaan akan budaya lokal.
Kesuksesan acara ini tidak hanya tercermin dari partisipasi yang luas tetapi juga dari dampak positifnya terhadap pendidikan karakter dan pemberdayaan masyarakat.
Diharapkan, semangat kolaborasi seperti ini dapat terus berkembang dan memberikan inspirasi bagi generasi muda serta masyarakat umum untuk berkontribusi dalam memajukan kesejahteraan bersama di Kota Semarang.***
Acara tersebut menjadi momen penting bagi pemberdayaan masyarakat dan mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita.
Dalam sambutannya, Mbak Ita menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang turut serta dalam kesuksesan acara ini. Didukung oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) serta anggota PKK Kecamatan Genuk, acara ini berhasil menghadirkan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kegiatan dimulai dengan semangat tinggi melalui senam pagi yang diikuti oleh banyak peserta dari berbagai kalangan. Acara ini tidak hanya menawarkan kesempatan untuk berolahraga tetapi juga sebagai momentum untuk mempererat tali persaudaraan di antara warga yang hadir.
Bazar UMKM menjadi salah satu sorotan utama dengan gerai-gerai yang memajang ragam produk lokal, mulai dari makanan khas Semarang seperti lumpia dan tahu gimbal, hingga jajanan tradisional seperti gethuk, kelepon, dan cenil. Tidak ketinggalan pula, terdapat berbagai macam kerajinan tangan yang memperkaya estetika dan kearifan lokal, seperti batik, anyaman bambu, dan aksesoris dari bahan daur ulang.
Urban farming, sebagai inisiatif yang dicanangkan oleh Mbak Ita, juga menjadi daya tarik tersendiri dengan pameran hasil pertanian perkotaan yang dihasilkan langsung oleh komunitas setempat. Tanaman sayuran organik, buah-buahan lokal, dan tanaman hias menarik perhatian pengunjung yang ingin mendukung gaya hidup berkelanjutan dan pangan lokal.
Selain bazar dan urban farming, acara tersebut juga menggelar berbagai kegiatan edukatif dan hiburan untuk seluruh keluarga. Lomba memasak yang diikuti oleh ibu-ibu PKK dari berbagai kelurahan di Kecamatan Genuk tidak hanya menunjukkan keahlian kuliner mereka tetapi juga mempromosikan aneka resep tradisional yang turun-temurun.
Di samping itu, lomba mewarnai untuk anak-anak menjadi ruang kreativitas bagi generasi muda untuk mengekspresikan imajinasi mereka. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan nilai tambah dalam pengembangan bakat dan keahlian anak-anak.
Di tengah gemerlap acara, Nila, perwakilan PKK Sembungharjo, dengan bangga memperkenalkan produk unggulan mereka seperti jamu tradisional, makanan ringan unthuk yuyu, wingko babat aloe vera, dan olahan bumbu rendang siap pakai yang menggugah selera.
Produk-produk ini bukan hanya mencerminkan kekayaan budaya lokal tetapi juga menggambarkan potensi ekonomi yang besar dalam skala komunitas.
Penutupan acara dihiasi dengan penampilan enerjik dari band lokal yang membawakan lagu-lagu inspiratif, menciptakan suasana kebersamaan dan optimisme untuk masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Semarang. Musik yang mengalun meramaikan suasana malam, menandai kesuksesan acara yang telah mempersatukan berbagai kalangan dan mempromosikan semangat gotong royong serta kebanggaan akan budaya lokal.
Kesuksesan acara ini tidak hanya tercermin dari partisipasi yang luas tetapi juga dari dampak positifnya terhadap pendidikan karakter dan pemberdayaan masyarakat.
Diharapkan, semangat kolaborasi seperti ini dapat terus berkembang dan memberikan inspirasi bagi generasi muda serta masyarakat umum untuk berkontribusi dalam memajukan kesejahteraan bersama di Kota Semarang.***