Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah memfasilitasi para pelaku usaha industri kecil dan menengah (IKM) dalam menggunakan bahan alami ramah lingkungan (teknik ecoprint) untuk pola kain.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Pekalongan Betty Dahfiani Dahlan di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa pelatihan ecoprint ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para pelaku usaha IKM terkait teknik memakai bahan-bahan yang ramah lingkungan sekaligus mendukung program pemerintah dalam rangka keberlanjutan ekonomi.
"Kami memberikan fasilitas bagaimana para peserta bisa mengembangkan teknik ecoprint yang ramah lingkungan untuk pewarnaan tekstil," katanya.
Menurut Betty Dahfiani, selama ini penggunaan ecoprint sudah banyak peminatnya, namun belum semua dapat diakomodasi.
"Oleh karena itu, kami kembali mengakomodasi untuk pewarnaan dasar. Kami berharap ada nilai tambah untuk produk-produk unggulan, baik dari batik maupun tenun," katanya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Pekalongan Inggit Soraya mengatakan pelatihan teknik ecoprint ini diikuti 100 peserta yang berlangsung mulai 19-20 Juni 2024.
Pada pelatihan selama dua hari tersebut, kata dia, para peserta diberikan materi dan praktik terkait pembuatan dasar teknik ecoprint, pewarnaan alami ecoprint, dan media yang bisa digunakan untuk pembuatan ecoprint.
Ia mengatakan teknik pewarnaan ecoprint hanya memanfaatkan bahan-bahan alami dari tumbuhan di sekitar seperti bunga, daun, batang, dan bagian tumbuhan lainnya sebagai sumber polanya.
"Kami berharap kegiatan ini bisa bermanfaat bagi para peserta, apalagi Kota Pekalongan terkenal kaya akan batiknya, sehingga mereka bisa memodifikasi antara ecoprint dan batik," katanya.
Baca juga: Manfaatkan KUR BRI, Zialova Batik jadi produsen fashion lokal favorit di Pekalongan
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Pekalongan Betty Dahfiani Dahlan di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa pelatihan ecoprint ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para pelaku usaha IKM terkait teknik memakai bahan-bahan yang ramah lingkungan sekaligus mendukung program pemerintah dalam rangka keberlanjutan ekonomi.
"Kami memberikan fasilitas bagaimana para peserta bisa mengembangkan teknik ecoprint yang ramah lingkungan untuk pewarnaan tekstil," katanya.
Menurut Betty Dahfiani, selama ini penggunaan ecoprint sudah banyak peminatnya, namun belum semua dapat diakomodasi.
"Oleh karena itu, kami kembali mengakomodasi untuk pewarnaan dasar. Kami berharap ada nilai tambah untuk produk-produk unggulan, baik dari batik maupun tenun," katanya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Pekalongan Inggit Soraya mengatakan pelatihan teknik ecoprint ini diikuti 100 peserta yang berlangsung mulai 19-20 Juni 2024.
Pada pelatihan selama dua hari tersebut, kata dia, para peserta diberikan materi dan praktik terkait pembuatan dasar teknik ecoprint, pewarnaan alami ecoprint, dan media yang bisa digunakan untuk pembuatan ecoprint.
Ia mengatakan teknik pewarnaan ecoprint hanya memanfaatkan bahan-bahan alami dari tumbuhan di sekitar seperti bunga, daun, batang, dan bagian tumbuhan lainnya sebagai sumber polanya.
"Kami berharap kegiatan ini bisa bermanfaat bagi para peserta, apalagi Kota Pekalongan terkenal kaya akan batiknya, sehingga mereka bisa memodifikasi antara ecoprint dan batik," katanya.
Baca juga: Manfaatkan KUR BRI, Zialova Batik jadi produsen fashion lokal favorit di Pekalongan