Semarang, Jawa Tengah (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menginstruksikan jajaran Pelindo mempercepat penanganan rob di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
“Rekayasa konstruksi harus dilakukan secara lebih tepat. Lalu saya minta agar dipercepat. Karena, kalau tidak cepat, barang-barang di Jawa Tengah jadinya tidak semuanya ke Pelabuhan Tanjung Emas, sebagian akan ke Jakarta atau Surabaya. Hal ini membuat ongkos logistik bisa menjadi lebih tinggi," ujar Budi Karya Sumadi, di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Minggu.
Saat ini akumulasi rob di Pelabuhan Tanjung Emas telah mencapai 11 sentimeter. Menhub mengatakan, akumulasi tersebut terjadi karena tinggi rob yang datang mencapai 5 sentimeter dan daratan pelabuhan turun sebanyak 6 sentimeter.
Pelindo telah menganggarkan biaya sebesar Rp1,2 triliun untuk melakukan rekayasa konstruksi sebagai penanganan masalah tersebut.
Pengerjaannya sudah dilakukan sejak tahun lalu dan ditargetkan selesai pada 2028.
Menhub menambahkan, Pelindo juga perlu mencari teknologi yang dapat menangani masalah tersebut secara permanen, seperti yang sudah diterapkan di pelabuhan-pelabuhan Jakarta dan Surabaya. Sebab, kenaikan air laut akan terus terjadi.
“Rekayasa konstruksi harus dilakukan secara lebih tepat. Lalu saya minta agar dipercepat. Karena, kalau tidak cepat, barang-barang di Jawa Tengah jadinya tidak semuanya ke Pelabuhan Tanjung Emas, sebagian akan ke Jakarta atau Surabaya. Hal ini membuat ongkos logistik bisa menjadi lebih tinggi," ujar Budi Karya Sumadi, di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Minggu.
Saat ini akumulasi rob di Pelabuhan Tanjung Emas telah mencapai 11 sentimeter. Menhub mengatakan, akumulasi tersebut terjadi karena tinggi rob yang datang mencapai 5 sentimeter dan daratan pelabuhan turun sebanyak 6 sentimeter.
Pelindo telah menganggarkan biaya sebesar Rp1,2 triliun untuk melakukan rekayasa konstruksi sebagai penanganan masalah tersebut.
Pengerjaannya sudah dilakukan sejak tahun lalu dan ditargetkan selesai pada 2028.
Menhub menambahkan, Pelindo juga perlu mencari teknologi yang dapat menangani masalah tersebut secara permanen, seperti yang sudah diterapkan di pelabuhan-pelabuhan Jakarta dan Surabaya. Sebab, kenaikan air laut akan terus terjadi.