Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang merayakan Idul Adha pada tahun ini dengan menjangkau daerah pinggiran, baik untuk pelaksanaan Shalat Id maupun pemotongan hewan kurban.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Kamis, mengatakan perayaan Idul Adha tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dipusatkan di Balai Kota Semarang.
"Kalau dulu kan sentra (pemotongan hewan kurban) di sini. Yang dapat kan kita-kita lagi (PNS, red.)," kata Ita, sapaan akrabnya.
Oleh karena itu, kata dia, pada Idul Adha 1445 Hijriah, pelaksanaan Shalat Id akan digelar di wilayah Rowosari, sekaligus untuk pemotongan hewan kurban.
Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengatakan bahwa Shalat Id dan penyembelihan hewan kurban tahun ini dilaksanakan di wilayah pinggiran.
"Tahun ini kami laksanakan di wilayah pinggiran kota yang masih banyak warga kurang mampu. Jadi, kami ke Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang sana," katanya.
Hewan kurban yang dihimpun Pemkot Semarang berasal dari dua sisi, yakni mengumpulkan dari jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) dan penganggaran di APBD Kota Semarang.
Ia menyebutkan bagi OPD yang melaksanakan kurban agar diwujudkan dalam bentuk kambing sehingga sampai hari ini sudah terkumpul 128 kambing dan satu ekor sapi.
Dari APBD, kata dia, akan ada empat sapi dan 16 kambing. Sapi akan dibagikan ke masjid-masjid besar di Kota Semarang, sedangkan 16 kambing akan dibagi ke masing-masing kecamatan.
"Sapi akan dibagi ke masjid-masjid besar, seperti biasanya. Kambing akan dibagikan ke 16 kecamatan, masing-masing dapat satu ekor. Itu yang dari APBD," ujarnya.
Sebanyak 128 kambing dan satu sapi yang dikumpulkan dari OPD akan disebar ke wilayah yang memang mengajukan permohonan atau wilayah yang banyak warga kurang mampu.
"Sampai saat ini relatif sudah semua sampai ke surau-surau atau masjid-masjid yang memang selama ini tidak tersentuh di pelaksanaan kurban," katanya.
Dia menjelaskan kebijakan tersebut arahan Wali Kota Semarang agar semua masyarakat bisa merasakan nuansa kurban.
Selain itu, kata dia, bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sedangkan selama ini hanya terpusat di masjid-masjid besar.
"Harapannya itu bisa dirasakan mushalla atau masjid kecil yang selama ini memang tidak pernah menerima penyaluran hewan kurban sehingga pembagian daging kurban benar-benar bisa dirasakan masyarakat," kata Hernowo.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Kamis, mengatakan perayaan Idul Adha tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dipusatkan di Balai Kota Semarang.
"Kalau dulu kan sentra (pemotongan hewan kurban) di sini. Yang dapat kan kita-kita lagi (PNS, red.)," kata Ita, sapaan akrabnya.
Oleh karena itu, kata dia, pada Idul Adha 1445 Hijriah, pelaksanaan Shalat Id akan digelar di wilayah Rowosari, sekaligus untuk pemotongan hewan kurban.
Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengatakan bahwa Shalat Id dan penyembelihan hewan kurban tahun ini dilaksanakan di wilayah pinggiran.
"Tahun ini kami laksanakan di wilayah pinggiran kota yang masih banyak warga kurang mampu. Jadi, kami ke Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang sana," katanya.
Hewan kurban yang dihimpun Pemkot Semarang berasal dari dua sisi, yakni mengumpulkan dari jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) dan penganggaran di APBD Kota Semarang.
Ia menyebutkan bagi OPD yang melaksanakan kurban agar diwujudkan dalam bentuk kambing sehingga sampai hari ini sudah terkumpul 128 kambing dan satu ekor sapi.
Dari APBD, kata dia, akan ada empat sapi dan 16 kambing. Sapi akan dibagikan ke masjid-masjid besar di Kota Semarang, sedangkan 16 kambing akan dibagi ke masing-masing kecamatan.
"Sapi akan dibagi ke masjid-masjid besar, seperti biasanya. Kambing akan dibagikan ke 16 kecamatan, masing-masing dapat satu ekor. Itu yang dari APBD," ujarnya.
Sebanyak 128 kambing dan satu sapi yang dikumpulkan dari OPD akan disebar ke wilayah yang memang mengajukan permohonan atau wilayah yang banyak warga kurang mampu.
"Sampai saat ini relatif sudah semua sampai ke surau-surau atau masjid-masjid yang memang selama ini tidak tersentuh di pelaksanaan kurban," katanya.
Dia menjelaskan kebijakan tersebut arahan Wali Kota Semarang agar semua masyarakat bisa merasakan nuansa kurban.
Selain itu, kata dia, bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sedangkan selama ini hanya terpusat di masjid-masjid besar.
"Harapannya itu bisa dirasakan mushalla atau masjid kecil yang selama ini memang tidak pernah menerima penyaluran hewan kurban sehingga pembagian daging kurban benar-benar bisa dirasakan masyarakat," kata Hernowo.