Kabupaten Semarang (ANTARA) - Para petani di wilayah Jawa Tengah mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 1,4 juta ton pada tahun ini, seiring penambahan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton oleh pemerintah pusat.
"Pada awal 2024 alokasinya kan 4,7 juta ton, saat ini menjadi 9,55 juta ton," kata General Manager Wilayah 1 PT Pupuk Indonesia (Persero) Roh Eddy Andri Wismono, di Kabupaten Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya saat mengecek ketersediaan dan distribusi pupuk bersubsidi di Gudang Pupuk Semarang di Kalikuning, Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jateng.
Penambahan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 1/2024 tentang Perubahan atas Permentan Nomor 10/2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian dan Keputusan Mentan Nomor 249/KPTS/SR.320/M/04/2024.
Alokasi pupuk bersubsidi berjenis Urea, NPK, NPK Formula Khusus Kakao, dan Organik itu, kata dia, hanya diberikan untuk sembilan komoditas, yakni padi, jagung, kedelai, cabai, barang merah, bawang putih, tebu, kakao, dan kopi.
Ia mengatakan pupuk-pupuk bersubsidi tersebut disalurkan ke gudang-gudang pupuk di daerah dan pengambilannya bisa dilakukan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan kartu tani.
"Seperti disampaikan Pak Mentan (Menteri Pertanian), asal petani tersebut terdaftar di e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Elektronik) maka pengambilan bisa menggunakan KTP," katanya.
Seiring dengan itu, ada pula penetapan harga baru untuk pupuk bersubsidi jenis organik, yakni Rp800 per kilogram, sedangkan jenis lain masih sama, seperti Urea Rp2.250 per kg, NPK Rp2.300 per kg, dan NPK Kakao Rp3.300 per kg.
Untuk serapan pupuk terbesar di Jateng, diakuinya, sejauh ini jenis Urea, tetapi komposisi NPK juga mulai besar, dari semula 20-30 persen sekarang menjadi hampir 50 persen.
"Ini sedang kami siapkan penyaluran-penyaluran. Pada prinsipnya, Pupuk Indonesia siap menjalankan amanah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi ke seluruh Indonesia," katanya.
Bahkan, kata dia, di beberapa daerah, termasuk di Jateng telah dilakukan langkah-langkah percepatan penyaluran dan supaya petani juga bisa segera melakukan pengambilan pupuk bersubsidi.
"Seperti melalui sosialisasi bahwa ini ada tambahan (alokasi, red.). Mungkin petani banyak yang tidak tahu, seperti di kabupaten-kabupaten. Ada pula penebusan bersama. Jadi, petani dikumpulkan untuk melakukan penebusan (pupuk bersubsidi) bareng-bareng," kata Eddy.
Baca juga: Alokasi pupuk bersubsidi di Temanggung ditambah
"Pada awal 2024 alokasinya kan 4,7 juta ton, saat ini menjadi 9,55 juta ton," kata General Manager Wilayah 1 PT Pupuk Indonesia (Persero) Roh Eddy Andri Wismono, di Kabupaten Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya saat mengecek ketersediaan dan distribusi pupuk bersubsidi di Gudang Pupuk Semarang di Kalikuning, Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jateng.
Penambahan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 1/2024 tentang Perubahan atas Permentan Nomor 10/2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian dan Keputusan Mentan Nomor 249/KPTS/SR.320/M/04/2024.
Alokasi pupuk bersubsidi berjenis Urea, NPK, NPK Formula Khusus Kakao, dan Organik itu, kata dia, hanya diberikan untuk sembilan komoditas, yakni padi, jagung, kedelai, cabai, barang merah, bawang putih, tebu, kakao, dan kopi.
Ia mengatakan pupuk-pupuk bersubsidi tersebut disalurkan ke gudang-gudang pupuk di daerah dan pengambilannya bisa dilakukan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan kartu tani.
"Seperti disampaikan Pak Mentan (Menteri Pertanian), asal petani tersebut terdaftar di e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Elektronik) maka pengambilan bisa menggunakan KTP," katanya.
Seiring dengan itu, ada pula penetapan harga baru untuk pupuk bersubsidi jenis organik, yakni Rp800 per kilogram, sedangkan jenis lain masih sama, seperti Urea Rp2.250 per kg, NPK Rp2.300 per kg, dan NPK Kakao Rp3.300 per kg.
Untuk serapan pupuk terbesar di Jateng, diakuinya, sejauh ini jenis Urea, tetapi komposisi NPK juga mulai besar, dari semula 20-30 persen sekarang menjadi hampir 50 persen.
"Ini sedang kami siapkan penyaluran-penyaluran. Pada prinsipnya, Pupuk Indonesia siap menjalankan amanah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi ke seluruh Indonesia," katanya.
Bahkan, kata dia, di beberapa daerah, termasuk di Jateng telah dilakukan langkah-langkah percepatan penyaluran dan supaya petani juga bisa segera melakukan pengambilan pupuk bersubsidi.
"Seperti melalui sosialisasi bahwa ini ada tambahan (alokasi, red.). Mungkin petani banyak yang tidak tahu, seperti di kabupaten-kabupaten. Ada pula penebusan bersama. Jadi, petani dikumpulkan untuk melakukan penebusan (pupuk bersubsidi) bareng-bareng," kata Eddy.
Baca juga: Alokasi pupuk bersubsidi di Temanggung ditambah