Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berkolaborasi dengan Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah untuk menggelar program penguatan generasi muda, khususnya gen Z terhadap kearifan lokal yang dimiliki Kota Atlas.
"Mungkin banyak anak muda, gen-Z yang tidak tahu makanan tradisionalnya, tempat bersejarah, dan sebagainya di kotanya," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita saat menerima audiensi Perum LKBN ANTARA Biro Jateng di Kantor Wali Kota Semarang, Rabu.
Padahal, diakuinya, keseharian anak muda sedemikian akrab dengan gadget, tetapi nyaris tidak ada informasi yang mereka akses berkaitan dengan kearifan-kearifan lokal yang dimiliki kotanya.
Kota Semarang memiliki banyak sekali kearifan lokal, misalnya lunpia yang merupakan makanan khasnya, kirab budaya Dugderan, hingga tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo yang menjadi agenda tahunan wisata.
Karena itu, kata dia, ANTARA yang selama ini bergerak di bidang media diharapkan bekerja sama untuk memperkuat pengenalan kearifan lokal yang dimiliki Kota Semarang, seperti kuliner hingga wisatanya.
"Bagaimana kita bisa bekerja sama untuk memperkuat literasi -kearifan lokal- generasi muda ini. Nanti bentuknya seperti apa, akan didiskusikan, tapi sasarannya gen Z," kata Ita.
Pada kesempatan itu, Ita didampingi Kepala Bagian Komunikasi Pimpinan dan Protokol Setda Kota Semarang Kartika Hedi Aji dan Siswo Purnowo selaku Sub Koordinator Komunikasi Pimpinan dan Pemberitaan pada Bagian Komunikasi Pimpinan dan Protokol Setda Kota Semarang.
Sementara itu, Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jateng Teguh Imam Wibowo mengatakan bahwa selama ini ANTARA memiliki program kunjungan ke kampus-kampus untuk pelatihan jurnalistik dan literasi media.
"Selama ini kami punya program 'goes to campus'. Nanti dari program ini bisa dikonsep bagaimana menguatkan literasi gen Z, terutama terhadap kearifan lokal kotanya," katanya.
Ia sepakat dengan Wali Kota mengenai perlunya memperkuat literasi dan diseminasi bagi kalangan gen Z, terutama mengenai kearifan lokal di Kota Semarang.
Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah Teguh Imam Wibowo (kanan) saat berbincang dengan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengenai buku foto produksi ANTARA. ANTARA/Zuhdiar Laeis.
Menurut dia, banyak generasi muda sekarang ini yang tidak begitu memedulikan dan bersikap acuh tak acuh terhadap kondisi kotanya, termasuk di Kota Semarang.
Padahal, kata dia, peran serta generasi muda sangat menentukan untuk memajukan daerahnya, misalnya dari aspek pariwisata dengan mengenalkan destinasi wisata atau makanan khasnya.
"Kota Semarang ini memiliki potensi wisata yang besar. Ini peluang besar untuk mendatangkan banyak wisatawan. Peran serta gen Z untuk mempromosikan kotanya, dan tentunya mereka harus mengenal dan paham," kata Teguh.
Asisten Manager Komersial Perum LKBN ANTARA Biro Jateng Nur Istibsaroh menambahkan, pihaknya siap bekerja sama dengan Pemkot Semarang, terutama untuk penguatan literasi kearifan lokal bagi generasi muda.
"Kami berharap kerja sama yang akan terjalin bisa memberikan kebaikan kedua belah pihak. Sangat menarik yang digarap adalah generasi Z, itu artinya memberikan edukasi kepada penerus bangsa," kata Istib, panggilan akrabnya.
Acara tersebut ditutup dengan pemberian buku foto produksi ANTARA yang disambut baik oleh Pemkot Semarang.
"Mungkin banyak anak muda, gen-Z yang tidak tahu makanan tradisionalnya, tempat bersejarah, dan sebagainya di kotanya," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita saat menerima audiensi Perum LKBN ANTARA Biro Jateng di Kantor Wali Kota Semarang, Rabu.
Padahal, diakuinya, keseharian anak muda sedemikian akrab dengan gadget, tetapi nyaris tidak ada informasi yang mereka akses berkaitan dengan kearifan-kearifan lokal yang dimiliki kotanya.
Kota Semarang memiliki banyak sekali kearifan lokal, misalnya lunpia yang merupakan makanan khasnya, kirab budaya Dugderan, hingga tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo yang menjadi agenda tahunan wisata.
Karena itu, kata dia, ANTARA yang selama ini bergerak di bidang media diharapkan bekerja sama untuk memperkuat pengenalan kearifan lokal yang dimiliki Kota Semarang, seperti kuliner hingga wisatanya.
"Bagaimana kita bisa bekerja sama untuk memperkuat literasi -kearifan lokal- generasi muda ini. Nanti bentuknya seperti apa, akan didiskusikan, tapi sasarannya gen Z," kata Ita.
Pada kesempatan itu, Ita didampingi Kepala Bagian Komunikasi Pimpinan dan Protokol Setda Kota Semarang Kartika Hedi Aji dan Siswo Purnowo selaku Sub Koordinator Komunikasi Pimpinan dan Pemberitaan pada Bagian Komunikasi Pimpinan dan Protokol Setda Kota Semarang.
Sementara itu, Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jateng Teguh Imam Wibowo mengatakan bahwa selama ini ANTARA memiliki program kunjungan ke kampus-kampus untuk pelatihan jurnalistik dan literasi media.
"Selama ini kami punya program 'goes to campus'. Nanti dari program ini bisa dikonsep bagaimana menguatkan literasi gen Z, terutama terhadap kearifan lokal kotanya," katanya.
Ia sepakat dengan Wali Kota mengenai perlunya memperkuat literasi dan diseminasi bagi kalangan gen Z, terutama mengenai kearifan lokal di Kota Semarang.
Menurut dia, banyak generasi muda sekarang ini yang tidak begitu memedulikan dan bersikap acuh tak acuh terhadap kondisi kotanya, termasuk di Kota Semarang.
Padahal, kata dia, peran serta generasi muda sangat menentukan untuk memajukan daerahnya, misalnya dari aspek pariwisata dengan mengenalkan destinasi wisata atau makanan khasnya.
"Kota Semarang ini memiliki potensi wisata yang besar. Ini peluang besar untuk mendatangkan banyak wisatawan. Peran serta gen Z untuk mempromosikan kotanya, dan tentunya mereka harus mengenal dan paham," kata Teguh.
Asisten Manager Komersial Perum LKBN ANTARA Biro Jateng Nur Istibsaroh menambahkan, pihaknya siap bekerja sama dengan Pemkot Semarang, terutama untuk penguatan literasi kearifan lokal bagi generasi muda.
"Kami berharap kerja sama yang akan terjalin bisa memberikan kebaikan kedua belah pihak. Sangat menarik yang digarap adalah generasi Z, itu artinya memberikan edukasi kepada penerus bangsa," kata Istib, panggilan akrabnya.
Acara tersebut ditutup dengan pemberian buku foto produksi ANTARA yang disambut baik oleh Pemkot Semarang.